Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sentimen Omicron Reda, Dolar AS Naik Tipis-Tipis

Indeks Mata Uang Dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,1 persen menjadi 96,309, tidak jauh dari tertinggi 16 bulan di 96,938 yang disentuh akhir bulan lalu.
Karyawati menghitung uang dolar AS di Jakarta, Rabu (16/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawati menghitung uang dolar AS di Jakarta, Rabu (16/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Dolar Amerika Serikat (AS) naik tipis terhadap mata uang safe-haven seperti yen dan franc Swiss pada akhir perdagangan Selasa pagi (7/12/2021) di pasar Asia, setelah berita yang meyakinkan tentang varian Virus Corona Omicron.

Sementara itu, dolar Australia melemah dalam beberapa pekan terakhir karena kekhawatiran pertumbuhan juga menguat. Imbal hasil obligasi pemerintah AS naik dan pasar saham menguat setelah diberitakan bahwa pengamatan awal menunjukkan pasien Omicron hanya memiliki gejala ringan, membalikkan beberapa aksi jual besar-besaran pada Jumat (3/12/2021).

Indeks Mata Uang Dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,1 persen menjadi 96,309, tidak jauh dari tertinggi 16 bulan di 96,938 yang disentuh akhir bulan lalu.

Dikutip dari Antara, Omicron telah menyebar ke sekitar sepertiga negara bagian AS pada Minggu (5/12/2021). Hal tersebut diungkapkan oleh Dr Anthony Fauci, pejabat tinggi penyakit menular AS.

"Sejauh ini tampaknya tidak ada tingkat keparahan yang besar," ujar Fauci seperti dilansir oleh CNN.

Hal serupa juga ditegaskan oleh Kepala Strategi Pasar Bannockburn Global Forex Marc Chandler.

"Tidak adanya perkembangan negatif seputar Omicron selama akhir pekan tampaknya membantu pasar stabil hari ini setelah pergerakan dramatis pada akhir pekan lalu," paparnya.

Dolar AS terangkat 0,5 persen terhadap yen Jepang dan meningkat 0,9 persen terhadap franc Swiss. Yen dan franc biasanya menarik investor yang mencari keamanan ketika ketegangan ekonomi atau geopolitik meningkat.

Adapun, dolar AS sempat merosot 0,3 persen terhadap mata uang Jepang pada akhir pekan lalu (3/12/2021). Kerugian dolar AS pada Jumat (3/12/2021) juga mengikuti laporan pekerjaan yang di bawah perkiraan, meskipun data tidak banyak mengguncang ekspektasi pasar bahwa Federal Reserve (Fed) akan mempercepat laju pelonggaran stimulus dan menaikkan suku bunga, mulai tahun depan.

Investor telah tumbuh lebih bullish terhadap dolar dalam beberapa pekan terakhir, dengan taruhan net long pada dolar AS meningkat ke level tertinggi sejak Juni 2019, data dari CFTC AS menunjukkan pada Jumat (3/12/2021).

Lebih lanjut, dolar Kanada menguat terhadap mitra AS pada Senin (6/12/2021) karena harga minyak naik dan perhatian beralih ke keputusan suku bunga bank sentral Kanada minggu ini, dengan mata uang pulih dari level terendah dalam lebih dari dua bulan.

Di tempat lain, mata uang kripto mengalami kerugian besar dari akhir pekan yang liar yang sempat menghancurkan bitcoin lebih dari 20 persen. Bitcoin tergelincir 0,6 persen menjadi sekitar US$49.166,35 pada Senin (6/12/2021).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper