Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Siapkan Benchmark Rate Pengganti LIBOR, Ini Dampaknya ke SBN

Munculnya benchmark rate yang baru akan memberikan gambaran yang lebih representatif terhadap kondisi suku bunga di Indonesia.
Pialang memperhatikan Yield SUN Indonesia/Antara-Prasetyo Utomo
Pialang memperhatikan Yield SUN Indonesia/Antara-Prasetyo Utomo

Bisnis.com, JAKARTA – Keputusan pemerintah untuk merancang benchmark rate alternatif untuk menggantikan London Interbank Offered Rate (LIBOR) diyakini akan menimbulkan efek positif bagi pasar Surat Berharga Negara (SBN)

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto menjelaskan LIBOR merupakan benchmark rate yang umum digunakan di pasar keuangan global. Menurutnya, hampir seluruh negara masih menggunakan LIBOR sebagai benchmark rate.

Ia mengatakan, keputusan Indonesia untuk tidak lagi menggunakan LIBOR merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kekuatan tawar atau bargaining power di pasar keuangan global. Hal ini juga dapat berimbas positif bagi pasar keuangan Indonesia, termasuk pasar surat berharga negara (SBN).

Ramdhan memaparkan, munculnya benchmark rate yang baru akan memberikan gambaran yang lebih representatif terhadap kondisi suku bunga di Indonesia. Hal ini juga akan meningkatkan keyakinan pelaku pasar terhadap SBN atau SBSN pemerintah Indonesia.

“Dengan benchmark yang lebih representatif, maka kondisi pasar surat utang juga akan semakin stabil sehingga meningkatkan minat investor asing untuk masuk ke Indonesia,” jelasnya saat dihubungi Bisnis pada Selasa (7/12/2021).

Ia menambahkan, pembentukan benchmark rate alternatif ini juga akan berimbas pada likuiditas yang semakin baik. Hal ini seiring dengan meningkatnya keyakinan investor terhadap SBN Indonesia akan berdampak pada meningkatnya aliran modal asing atau capital inflow.

Ramdhan melanjutkan, kondisi pasar SBN Indonesia cenderung tertekan sepanjang tahun depan. Hal ini seiring dengan progres pemulihan ekonomi baik di Indonesia dan dunia yang diprediksi semakin cepat dan berkembang.

“Di sisi lain, varian baru pandemi virus corona juga mengancam prospek pemulihan ekonomi ini serta kondisi pasar obligasi Indonesia,” jelasnya.

Ia menjelaskan, dengan dimulainya kebijakan tapering The Fed, investor asing akan mulai masuk ke instrumen obligasi AS atau US Treasury. Hal ini akan menekan pergerakan pasar obligasi di emerging market, termasuk Indonesia.

Selain itu, seiring dengan pemulihan ekonomi yang terus berjalan, maka potensi kenaikan suku bunga global juga semakin terbuka. Ramdhan mengatakan, beberapa negara juga telah memulai meningkatkan suku bunganya.

“Jika negara-negara di dunia, terutama AS, mulai menaikkan suku bunganya maka yang lain juga akan mengikuti. Hal ini akan berimbas pada kenaikan yield dan pelemahan harga surat utang,” jelasnya.

Sementara itu, Ramdhan mengatakan kondisi makroekonomi Indonesia pada tahun depan juga akan menekan pasar obligasi. Menurutnya, pemerintah cenderung konservatif pada tahun 2022 dengan target pertumbuhan ekonomi di kisaran 5 persen.

Pemulihan ekonomi juga akan memulihkan fungsi penyaluran kredit pada sektor perbankan. Hal ini akan membuat bank mengurangi portofolio surat berharga negara (SBN) sehingga instrumen ini berpotensi membanjiri pasar sekunder.

Ia menambahkan, tekanan pada pasar obligasi tersebut akan membuat yield surat utang negara (SUN) cenderung melemah di tahun 2022.

“Ruang penguatan memang masih terbuka, tetapi tidak akan signifikan. Saya prediksi, imbal hasil SUN seri acuan 10 tahun akan berada di level 6 persen hingga 6,5 persen,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper