Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hermina (HEAL) Bidik Pendapatan Rp5,5 Triliun hingga Akhir 2021 dan 2022

Pada 2022, Hermina menyasar pendapatan dengan besaran yang sama dengan 2021 yakni Rp5,5 triliun.
RS Hermina Kemayoran./herminahospital.com
RS Hermina Kemayoran./herminahospital.com

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten rumah sakit, PT Medikaloka Hermina Tbk. (HEAL) menargetkan pendapatan hingga akhir tahun tumbuh menjadi Rp5,5 triliun atau naik 25 persen dibandingkan dengan realisasi tahun lalu Rp4,4 triliun.

Direktur Keuangan dan Pengembangan Strategi Aristo Setiawidjaja menjelaskan pertumbuhan pendapatan dan kinerja keuangan berjalan dengan sangat baik pada 2021.

"Ini tidak mudah seperti diketahui pandemi memberikan banyak tantangan bagi industri kesehatan, industri kesehatan juga mengambil risiko yang sangat besar untuk bisa berjuang bersama pemerintah memerangi covid-19," jelasnya dalam paparan publik, Selasa (7/12/2021).

Menurutnya, dari segi keuangan, upaya penanganan pandemi Covid-19 juga turut membuahkah hasil, sehingga sepanjang tahun 2021 diperkirakan pendapatannya mencapai Rp5,5 triliun tumbuh 25 persen dibandingkan dengan realisasi 2020 sebesar Rp4,4 triliun.

Pada 2022, fokus bisnis emiten berkode ticker HEAL ini akan kembali ke business as usual, artinya mayoritas pendapatan dari pasien non Covid-19.

"Apakah mungkin terjadi fluktuasi pasien covid? Sangat mungkin mengingat kita masih di situasi pandemi, saat ini kita menunggu lebih lanjut memberikan panduan bagi 2022," urainya.

Kendati masih mungkin terjadi kenaikan pasien Covid-19, Hermina menyasar pendapatan dengan besaran yang sama dengan 2021 yakni Rp5,5 triliun. Harapannya, pendapatan non Covid-19 dapat mengkompensasi penurunan atas jumlah pasien Covid-19 pada 2022 mendatang.

"Dari segi profitabilitas ada kemungkinan yaitu margin bisa menurun, namun efisiensi yang didapatkan hermina dalam 3-4 tahun akan tetap nyata dari segi margin terus bertumbuh," paparnya.

Pada 2017 sebelum IPO, EBITDA margin HEAL bertahan hingga 15 tahun sebesar 20 persen. Usai IPO, EBITDA margin terus bertumbuh, pada 2018 EBITDA margin naik menjadi 24 persen, 2019 naik menjadi 24 persen, pada 2020 menjadi 32 persen.

"Namun, untuk dilihat pasien non Covid-19 EBITDA margin di level 28 persen pada 2020. Ini sesuatu yang akan dipertahankan, akan diberikan update berkala sesuai kondisi pasar," katanya.

Hingga kuartal III/2021, pendapatan HEAL naik 60,5 persen menjadi Rp4,62 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp2,88 triliun. Posisi EBITDA naik menjadi Rp1,86 triliun atau tumbuh 136,9 persen dari Rp785,4 miliar di periode yang sama tahun lalu.

Laba setelah pajak dan kepentingan non-pengendali (PATMI) hingga kuartal III/2021 juga tumbuh 195,2 persen menjadi Rp773,1 miliar dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp261,9 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper