Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ritel Putus Asa, Broker Tetap Target Tinggi Saham Bukalapak (BUKA)

Sebanyak 16 broker masih merekomendasikan beli saham Bukalapak. Diantaranya adalah Macquire, Credit Suisse, JP Morgan, hingga Mandiri Sekuritas.
Warga mengakses aplikasi Bukalapak di Jakarta, Kamis (5/8/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Warga mengakses aplikasi Bukalapak di Jakarta, Kamis (5/8/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Harga saham PT Bukalapak.com Tbk. semakin menjauh dari harga saat penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham. Meski demikian masih banyak broker yang optimistis harga BUKA bisa naik kembali.

Namun tidak begitu dengan salah satu investor ritel Andhika Prasetyo yang kini memarkir modalnya di saham BUKA alias nyangkut. Andhika yang bekerja sebagai karyawan swasta membeli saham emiten teknologi itu pada hari kedua setelah pencatatan di kisaran Rp1.000.

Namun hingga saat ini dia belum melepas portofolionya meski sudah terkoreksi puluhan persen. Pasalnya pada penutupan sesi I perdagangan (6/12), saham emiten berkode BUKA itu terparkir di level Rp456.

“Saya pun tidak average bawah karena tidak yakin akan bisa naik. Tetapi, tidak saya cutloss juga karena masih berharap itu akan rebound,” katanya kepada Bisnis pada Senin (6/12).

Andhika mengaku kesal karena pilihan tersebut, tetapi juga memahami bahwa itu adalah dinamika pasar modal.

Sementara itu, berdasarkan konsesus Bloomberg, mayoritas broker masih optimistis harga saham BUKA akan kembali memantul. Konsesus meyakini harga Bukalapak setidaknya bisa menyentuh Rp1.090 per saham dalam 12 bulan ke depan.

Artinya ada potensi kenaikan hingga Rp139 persen dibandingkan saat ini. Sebanyak 16 broker merekomendasikan beli saham Bukalapak. Diantaranya adalah Macquire, Credit Suisse, JP Morgan, hingga Mandiri Sekuritas.

Di sisi lain hanya ada dua broker saja yang merekomendasikan tahan dan satu yang jual. Sekuritas yang merekomendasikan jual adalah Tellimer.

Sementara itu, Tim Riset JP Morgan menilai perseroan tengah meramu model bisnis baru bagi marketplace. Mereka menilai BUKA akan menggesernya model bisnis seperti department store ke koleksi toko khusus.

Saat ini Bukalapak menawarkan dua platform khusus itemku untuk voucher game dan B-money yaitu marketplace investasi. Manajemen menjelaskan bahwa ada platform khusus lainnya yang dikembangkan, seperti bahan makanan dan gadget bekas terinspirasi oleh Back Market yang menjual perangkat elektronik rekondisi.

“Platform khusus memungkinkan Bukalapak menghasilkan take rate yang lebih tinggi dibandingkan dengan konvensional platform e-commerce seperti department store misalnya itemku menghasilkan 8-9 persen tingkat pengambilan,” sebut tim.

Selain itu, Bukalapak sedang bertujuan untuk menyediakan layanan end-to-end bagi pedagang online informal yang menjual melalui Instagram atau Whatsapp melalui model bisnis etalase seperti BukuMitra, BukaSend, dan gerbang pembayaran online.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper