Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Dibuka Fluktuatif, Saham Teknologi Paling Buntung

S&P 500, Dow dan Nasdaq sempat diperdagangkan lebih tinggi. Volatilitas yang sebelumya tinggi di awal pekan, kini semakin mereda, dan indeks Volatilitas CBOE (VIX) turun lebih jauh ke bawah 27.
Seorang pejalan kaki yang memakai masker lewat di depan gedung bursa saham New York Stock Exchange (NYSE), New York, AS, pada Kamis, (22/7/2021)./Bloomberg
Seorang pejalan kaki yang memakai masker lewat di depan gedung bursa saham New York Stock Exchange (NYSE), New York, AS, pada Kamis, (22/7/2021)./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham di Amerika Serikat (AS) sempat melanjutkan penguatan pada awal perdagangan Jumat (3/12/2021) waktu setempat. Hal ini menandakan kekhawatiran pelaku pasar terhadap virus corona varian Omicron setidaknya mereda untuk sementara.

Berdasarkan data Bloomberg pada 21.31 WIB, indeks Dow Jones dibuka menguat 0,43 persen atau 150,33 poin ke 34.790,12, S&P 500 naik 0,67 persen atau 30,84 poin ke 4.607,94, dan Nasdaq melejit 0,57 persen atau 87,73 poin ke 15.469,05.

Namun penguatan ini tak berlangsung lama, hanya berselang 30 menit kemudian, Dow Jones masuk zona merah dengan pelemahan 0,31 persen, S&P 500 turun 0,55 persen dan Nasdaq ambles 1,39 persen yang mayoritas dipicu pelemahan saham teknologi. 

Investor juga mencerna laporan pekerjaan November 2021 oleh Departemen Tenaga Kerja AS, yang beragam dibandingkan dengan ekspektasi tinggi analis Wall Street.

S&P 500, Dow dan Nasdaq diperdagangkan lebih tinggi. Volatilitas yang sebelumya tinggi di awal pekan, kini semakin mereda, dan indeks Volatilitas CBOE (VIX) turun lebih jauh ke bawah 27. Adapun imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun turun tipis mendekati 1,4 persen.

Pergerakan itu terjadi setelah rilis laporan pekerjaan November Departemen Tenaga Kerja, yang menunjukkan tingkat perekrutan yang mengecewakan untuk bulan lalu bahkan ketika tingkat pengangguran turun ke level terendah baru di era pandemi.

Kenaikan data penggajian mencapai 210.000, atau kurang setengah dari 550.000 konsensus ekonom yang diharapkan. Tingkat pengangguran turun menjadi 4,2 persen, turun lebih dari yang diantisipasi dari 4,6 persen pada Oktober.

Pergerakan saham lebih tinggi pada Kamis sebelumnya terjadi karena pelaku pasar mencerna berita utama baru-baru ini tentang varian Omicron, termasuk penemuan beberapa kasus di AS. Sementara pembuat vaksin dan ahli epidemiologi masih menilai penularan varian baru dan tingkat keparahan infeksi.

"Pasar telah memperhitungkan, benar-benar, skenario terburu. Masalah besar masih lebih banyak tentang reaksi pemerintah dunia terhadap varian dan apa artinya dari perspektif lockdown. Dan itulah yang masih diperjuangkan pasar pada tahap ini,” kata Jim Smiegiel, kepala investasi SEI kepada Yahoo Finance Live.

Sementara itu, analis lainnya memberikan nada yang lebih optimis, menunjukkan dampak ekonomi dari varian Omicron pada akhirnya akan terbukti kurang drastis daripada yang ditakuti sebelumnya

"Jika Anda melihat kembali Delta, sebenarnya tidak ada dampak yang berarti dalam hal konsumsi aktual ... mungkin kami melihat sedikit pergeseran dari layanan pada tahap awal pembukaan kembali, tetapi konsumsi secara keseluruhan. bertahan dengan baik,” kata Garrett Melson, ahli strategi portofolio Solusi Manajer Investasi Natixis. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg/Yahoo Finance
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper