Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gagal Memesona Pasar, Harga Emas Menukik Tajam

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange anjlok US$21,60 atau 1,2 persen, menjadi ditutup di US$1.762,70 per ounce, merupakan penyelesaian terendah untuk kontrak teraktif sejak 12 Oktober.
Emas batangan/Bloomberg
Emas batangan/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas merosot tajam pada akhir perdagangan Jumat pagi (3/12/2021). Penurunan ini menjadi level penutupan terendah sejak pertengahan Oktober setelah gagal mendapatkan momen dukungan dari ketidakpastian seputar varian virus Corona Omicron.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange anjlok US$21,60 atau 1,2 persen, menjadi ditutup di US$1.762,70 per ounce, merupakan penyelesaian terendah untuk kontrak teraktif sejak 12 Oktober.

Sehari sebelumnya, Rabu (1/12/2021), emas berjangka terangkat US$7,8 atau 0,44 persen menjadi US$1.784,30, setelah jatuh US$8,7 atau 0,49 persen menjadi US$1.776,50 pada Selasa (30/11/2021), dan melemah US$2,90 atau 0,16 persen menjadi US$1.785,20 pada Senin (29/11/2021).

Permintaan safe haven awal untuk logam mulia yang disebabkan oleh kekhawatiran atas varian baru Omicron COVID-19 terbukti berumur pendek. "Ketakutan Omicron agak mereda akhir pekan ini dan itu mengembalikan selera risiko ke pasar," menurut Analis Senior Jim Wyckoff dari Kitco Metals.

Investor juga memperhatikan tanda-tanda kecenderungan hawkish dalam kebijakan moneter AS yang dapat mengendalikan kenaikan harga konsumen di masa depan.

"Pergeseran kebijakan Fed dan pernyataan bahwa ketakutan inflasi akan berkurang telah membuat investor merasa kurang yakin emas akan bullish," kata Jim Wyckoff, menunjuk ke penurunan harga minyak mentah yang mungkin menunjukkan penurunan tekanan inflasi juga.

Emas tampaknya mengalami peningkatan spekulasi bahwa kenaikan suku bunga lebih awal - diterjemahkan ke dalam peluang kerugian yang lebih tinggi dari aset emas yang tidak memberikan imbal hasil akan menahan inflasi di masa depan, serta meratakan kurva imbal hasil.

Sementara kenaikan di pasar saham mungkin menunjukkan peningkatan selera terhadap risiko, volatilitas lebih lanjut dalam ekuitas, terutama di tengah ketidakpastian yang berkepanjangan atas varian virus Corona Omicron, mungkin menempatkan harga safe-haven emas di bawah tekanan, papar Wyckoff menambahkan.

Meskipun Wall Street rebound didorong oleh saham keuangan, meningkatnya kasus varian virus secara global terus mendorong volatilitas di seluruh pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper