Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pernyataan The Fed Tekan Harga Emas, Sentimen Omicron Bisa Mendorong?

Harga emas tertekan dana hawkish Federal Reserve soal aksi penaikkan suku bunga dan tapering atau pengurangan pembelian aset obligasi.
Karyawan menunjukan replika emas logam mulia di Butik Antam, Jakarta, Selasa (8/9/2020). Harga emas PT Aneka Tambang Tbk. pada hari perdagangan Selasa (8/9/2020) menurun dibandingkan dengan perdagangan hari sebelumnya. Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan menunjukan replika emas logam mulia di Butik Antam, Jakarta, Selasa (8/9/2020). Harga emas PT Aneka Tambang Tbk. pada hari perdagangan Selasa (8/9/2020) menurun dibandingkan dengan perdagangan hari sebelumnya. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas tertekan sentimen hawkish Federal Reserve soal kenaikan suku bunga yang dapat menguatkan dolar AS.

Di sisi lain, emas berpotensi mendapatkan peningkatan permintaan jika pelaku pasar mencari aset aman di tengah mulai merajalelanya penyebaran varian Covid-19 omicron.

Pada perdagangan Kamis (2/11/2021) pukul 10.44 WIB, harga emas spot koreksi 0,11 persen atau 1,91 poin menjadi US$1.779,82 per troy ounce. Harga emas Comex kontrak Februari 2022 turun 0,17 persen atau 3 poin menuju US$1.781,3 per troy ounce.

Analis Monex Investindo Futures Faisyal menyampaikan harga emas berpeluang bergerak turun dalam jangka pendek pada hari Kamis (2/12) di balik outlook penguatan dolar AS.

"Dolar As mendapat tenaga seiring dengan pesan hawkish dari Ketua Fed Jerome Powell serta optimisnya data tenaga kerja AS. Namun, penurunan dapat terbatas jika pasar mencari aset safe haven logam mulia dibalik kekhawatiran terhadap isu virus omicron," paparnya dalam publikasi riset.

Dalam pidatonya, Powell mengatakan bahwa pada titik ini, ekonomi AS sangat kuat dan tekanan inflasi lebih tinggi. Oleh karena itu, menurut pandangannya, tepat untuk mempertimbangkan untuk menyelesaikan pembelian pengurangan pembelian aset, yang mungkin akan beberapa bulan lebih cepat.

Pada pertemuan di bulan November, The Fed telah mengatakan akan mengurangi pembelian obligasi sebesar $15 miliar per bulan. Langkah untuk mempercepat ini kemungkinan akan memajukan waktu bank sentral untuk menaikan suku bunga.

Faisyal mengatakan rentimen lain yang dapat menopang penguatan dollar AS adalah optimisnya data tenaga kerja AS yang dirilis oleh Automatic Data Processing Inc (ADP), yang menunjukkan pertumbuhan tenaga kerja di bulan November tumbuh 534.000 pekerja, jumlah tersebut lebih tinggi dari estimasi pasar untuk pertumbuhan 525.000 pekerja.

Namun, penurunan harga emas berpeluang terbatas jika pasar mencari aset safe haven logam mulia dibalik kekhawatiran terhadap isu virus Omicron, khususnya setelah ditemukan untuk pertama kalinya di AS.

"Selanjutnya pada hari ini pasar akan mencari katalis dari jumlah data ekonomi AS serta pidato jumlah pejabat Federal Reserve AS. Jika data dan pidato hasilnya optimis berpeluang memicu penurunan harga emas, begitupun sebaliknya," imbuh Faisyal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper