Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos Krakatau Steel: RI Bisa Contoh India dan AS soal Pengawasan Industri Baja

Pemerintah RI bisa mencontoh pemerintah India dan Amerika Serikat dalam pengawasan industri baja dalam negeri.
Menteri BUMN Erick Thohir (kanan) berbincang dengan Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Silmy Karim (kiri) saat Public Expose Krakatau Steel 2020 di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (28/1/2020)./ANTARA - Indrianto Eko Suwarso
Menteri BUMN Erick Thohir (kanan) berbincang dengan Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Silmy Karim (kiri) saat Public Expose Krakatau Steel 2020 di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (28/1/2020)./ANTARA - Indrianto Eko Suwarso

Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (KRAS) sekaligus Chairman The Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA) Silmy Karim melihat ada beberapa hal yang bisa dilakukan pemerintah untuk meningkatkan pengawasan industri baja.

Silmy menyebut, pemerintah RI bisa mencontoh pemerintah India dan Amerika Serikat dalam pengawasan industri baja dalam negeri.

"Pertama baja impor itu pelabuhannya di designated port. Jadi jangan dekat dengan kawasan industri yang khusus baja atau pasar. Kedua, minimum import price, jadi boleh-boleh aja [impor] dan India menjalankan hal itu," kata Silmy, Kamis (2/12/2021).

Selain dari India, Silmy juga mengambil contoh pengawasan industri baja di AS. Menurut Silmy, Pemerintah AS mengenakan kebijakan local content beberapa puluh persen bagi produksi kendaraan dalam negerinya. Apabila tidak, maka kendaraan tersebut akan dikenakan pajak barang mewah.

Selain itu, dalam hal mendesain proyek di AS, banyak yang menggunakan baja seperti pembangunan jembatan. Dengan hal tersebut, menurutnya partisipasi industri baja dalam negeri AS meningkat.

"Akhirnya apa, industri baja di AS berkembang, di India berkembang," kata Silmy.

Menurutnya, majunya industri baja di AS dan India dimulai dari aturan main industri tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper