Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Lesu Sesi I, Saham BUKA dan TLKM Beda Nasib

IHSG turun 0,32 persen atau 21,09 poin menjadi 6.512,83 pada akhir sesi I.
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (29/6/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (29/6/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada sesi I perdagangan hari ini, Rabu (1/12/2021) setelah rilis data inflasi dan PMI manufaktur periode November 2021.

IHSG turun 0,32 persen atau 21,09 poin menjadi 6.512,83 pada akhir sesi I pukul 11.30 WIB. Sepanjang sesi, indeks bergerak di rentang 6.508,86-6.593,07. Indeks sebetulnya cenderung menguat pagi hari, tetapi kemudian berbalik turun sekitar pukul 11.00 WIB.

Tercatat, 188 saham menguat, 347 saham melemah dan 118 saham bergerak di tempat. Total transaksi Rp9,47 triliun, dengan investor asing tercatat membukukan aksi net foreign sell sebesar Rp118,77 miliar.

Saham SWAT, MPPA, GPRA, MLPL menempati jajaran top gainers dengan penguaatn 31,76 persen, 18,85 persen, 14,77 persen, dan 11,11 persen.

Investor asing paling memburu saham TLKM dengan net buy Rp149,2 miliar sehingga saham TLKM naik 2,76 persen menjadi Rp4.100. Di sisi lain, investor asing paling banyak melepas saham PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) dengan net sell Rp99,2 miliar dan sahamnya anjlok 6,42 persen menjadi Rp510.

Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang mengatakan kekhawatiran investor terkait dengan kemunculan varian baru Covid-19 yaitu Omicron, CEO Moderna Stephane Bancel mengeluarkan pernyataan bahwa vaksin saat ini masih kurang efektif untuk menangani varian baru tersebut.

“Kini muncul sentimen negatif lain yang datang dari ide Ketua The Fed yang mengatakan akan mempercepat proses tapering karena risiko inflasi meningkat didalam pertemuan The Fed di bulan Desember ini,” tulis Edwin dalam riset harian, Rabu (1/12/2021).

Ketiga sentimen negatif di atas telah menekuk lutut indeks utama global seperti DJIA yang turun 1,86 persen. Harga-harga komoditas juga berguguran seperti minyak mentah turun 4,55 persen, batu bara turun 8,89 persen, emas turun 0,63 persen, CPO turun 2,86 persen, nikel turun 1,08 persen, dan timah 0,50 persen.

Dengan kondisi seperti itu, IHSG diperkirakan masih akan bergerak terbatas pada hari ini di kisaran 6.470 - 6.564.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) pada November 2021 mengalami inflasi sebesar 0,37 persen. Inflasi ini meningkat dari bulan Oktober yang hanya mencapai 0,12 persen.

Sementara itu, inflasi tahun kalender mencapai 1,30 persen (year to date/ytd) dan inflasi tahunannya sebesar 1,75 persen (year on year/yoy).

Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia mencapai angka 53,9 pada November 2021, turun dari bulan sebelumnya 57,2.

Menurut data IHS Markit terkini, angka tersebut menggambarkan kondisi bisnis membaik selama tiga bulan berturut-turut di seluruh sektor manufaktur Indonesia.

IHS Markit juga menyebut pemulihan dari gelombang Covid-19 Delta berlanjut pada November, seiring dengan ekspansi manufaktur selama tiga bulan berturut-turut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper