Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Merosot Setelah Jerome Powel Beberkan Percepatan Tapering

Penurunan harga emas itu menghapus keuntungan awal dari reli lebih dari satu persen yang dipicu oleh kekhawatiran atas varian baru virus Corona, Omicron.
Ilustrasi emas batangan/ Bloomberg
Ilustrasi emas batangan/ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Emas mengalami penurunan harga cepat pada akhir perdagangan Rabu pagi (1/12/2021) di pasar Asia, ketika para investor terpaku pada pernyataan hawkish dari Kepala Federal Reserve AS Jerome Powell.

Penurunan harga emas itu menghapus keuntungan awal dari reli lebih dari satu persen yang dipicu oleh kekhawatiran atas varian baru virus Corona, Omicron.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di Divisi Comex New York Exchange, jatuh US$8,7 atau 0,49 persen, menjadi ditutup pada US$1.776,50 per ounce. Di pasar spot, emas juga merosot 0,7 persen menjadi diperdagangkan di US$1.773,21 dolar AS per ounce pada pukul 19.14 GMT.

Sehari sebelumnya, Senin (29/11), emas berjangka turun US$2,90 atau 0,16 persen menjadi US$1.785,20, setelah terdongkrak US$1,2 atau 0,07 persen menjadi US$1.785,50 pada Jumat (26/11), dan naik 50 sen atau 0,03 persen menjadi US$1.784,30 pada Rabu (24/11).

Pasar AS tutup pada Kamis (25/11) untuk liburan Thanksgiving. Pada awal sesi harga emas melonjak 1,3 persen setelah peringatan dari CEO Moderna bahwa vaksin Covid-19 cenderung kurang efektif terhadap varian baru. Namun, merosot dengan cepat setelah pernyataan yang cenderung hawkish dari Ketua Fed.

Dalam sebuah kesaksian di hadapan Komite Perbankan Senat AS, Kepala Fed Jerome Powell mengatakan The Fed kemungkinan akan membahas percepatan pengurangan pembelian obligasi skala besar pada pertemuan berikutnya.

Adapun, dia juga berbicara kekhawatiran tentang Omicron, mengatakan Fed dapat mengakhiri pembelian asetnya beberapa bulan lebih awal.

Komentar Powell mendorong sedikit rebound dalam dolar. Sementara itu, indeks acuan saham AS jatuh setelah pidato Powell. Kondisi ini mendorong investor untuk menjual emas untuk menutupi margin call.

"Semua orang mendapat sedikit kejutan karena Powell bergerak lebih dekat ke sisi hawkish," kata Edward Moya, Analis Pasar Senior OANDA. Dia menambahkan The Fed kemungkinan akan menerapkan kenaikan suku bunga pada laju yang lebih cepat.

Emas digunakan untuk lindung nilai terhadap inflasi, tetapi kenaikan suku bunga meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Tetapi dalam jangka panjang, emas akan didukung oleh kekhawatiran atas varian virus, menurut Moya.

Penurunan emas datang bersamaan dengan penurunan di Wall Street, setelah komentar Powell mengisyaratkan pergeseran yang lebih cepat ke kebijakan pengetatan yang merugikan sentimen risiko yang sudah terbebani oleh kekhawatiran atas Omicron.

Namun data ekonomi yang dirilis pada Selasa (30/11) mendukung emas. Indeks Manajer Pembelian (PMI) Chicago, barometer bisnis Chicago, turun menjadi 61,8 pada November dari 68,4 pada Oktober, level terendah sejak Februari.

Sementara itu, Indeks Kepercayaan Konsumen Conference Board turun ke 109,5 di November dari 111,6 di Oktober. Ini merupakan penurunan keempat dalam lima bulan terakhir.

Logam mulia selain emas, perak untuk pengiriman Maret turun 3,7 sen atau 0,16 persen, menjadi ditutup pada 22,815 dolar AS per ounce. Adapun, platinum untuk pengiriman Januari turun US$37,2 atau 3,86 persen, menjadi ditutup pada US$927,30 per ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper