Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Erick Thohir Sudah Tutup 74 Anak dan Cucu Usaha BUMN, Apa Saja?

Efisiensi di perusahaan-perusahaan milik BUMN tersebut dilakukan untuk menciptakan holding-holding BUMN yang kuat dalam menghadapi persaingan pasar.
Menteri BUMN Erick Thohir menyebut sejumlah BUMN akan kecipratan investasi dari Uni Arab Emirate (UAE) senilai US$18 miliar./ Istimewa.
Menteri BUMN Erick Thohir menyebut sejumlah BUMN akan kecipratan investasi dari Uni Arab Emirate (UAE) senilai US$18 miliar./ Istimewa.

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terus melakukan efisiensi dan konsolidasi BUMN, terutama terkait dengan anak dan cucu perusahaan BUMN. Sampai dengan saat ini, 74 anak dan cucu perusahaan BUMN telah ditutup oleh Kementerian BUMN.

Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan, efisiensi di perusahaan-perusahaan milik BUMN tersebut dilakukan untuk menciptakan holding-holding BUMN yang kuat dalam menghadapi persaingan pasar.

“Karena terlalu banyak shell-shell company yang tidak efisien dan tidak efektif, buat apa kita punya," jelasnya, Rabu (1/12/2012).

Dia mencontohkan ketika holding BUMN sehat tapi ada anak-cucu yang menyedot keuntungan dari holding. Ini yang harus diperbaiki oleh Kementerian BUMN, di-stop dan dikurangi.

"Karena apa? Kita ingin membuat holding-holding yang kuat dalam menghadapi persaingan pasar karena yang kita lihat sekarang ini, supply change sedang terdistrupsi, container kesulitan, harga bahan pupuk naik, sekarang kan kita harus lebih efisien agar bisa bersaing,” ujar Erick.

Erick mengungkapkan dari 74 anak dan cucu perusahaan BUMN yang ditutup, sebanyak 26 perusahaan dari Pertamina, 24 dari PTPN Group, sedangkan, 13 sisanya dari Telkom.

Erick menegaskan, inefisiensi dalam perusahaan BUMN tidak boleh terjadi. Pasalnya, BUMN sebagai lokomotif keuangan ekonomi Indonesia harus kuat dan sehat.

Oleh karena itu, berbagai kemungkinan efisiensi akan terus dilakukan, termasuk dengan menggabungkan anak-anak perusahaan, atau pun refocusing proses bisnis dari BUMN. Sebagai contoh konsolidasi perusahaan Energy Management Indonesia dengan Perusahaan Listrik Negara.

“Bukan hanya anak perusahaan yang digabungkan, bahkan BUMN-nya sendiri kita gabungkan, contohnya Perinus dan Perindo sebagai dua perusahaan perikanan di BUMN, buat apa punya perusahaan kan lebih baik 1 saja, BGR dan PPI juga perusahaan trading yang digabungkan jadi 1 di bidang logistik," papar Erick.

Kemudian, Energy Management Indonesia juga dikonsolidasikan dengan PLN jadi di bawah PLN, fungsinya mengaudit yang ke depan berpotensi sebagai renewable energy.

Menurutnya, perbaikan model harus terus dilakukan sebagai bentuk adaptasi di era disrupsi yang terjadi saat ini. Dengan adanya disrupsi di bidang teknologi maupun kesehatan, bisnis model BUMN juga harus berubah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper