Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Holding Farmasi Bikin Indofarma (INAF) Fokus Bisnis Alkes dan Herbal

Indofarma (INAF) melakukan sinergi di antara holding farmasi, yang mencakup procurement, production, pemasaran, dan penjualan.
Pabrik PT Indofarma Tbk./indofarma.id
Pabrik PT Indofarma Tbk./indofarma.id

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten farmasi pelat merah PT Indofarma Tbk. (INAF) mengungkapkan aktivitas bisnis perseroan menjadi lebih baik dan terarah setelah pembentukan holding farmasi oleh Kementerian BUMN.

Direktur Utama Indofarma Arief Pramuhanto mengungkapkan setelah adanya holding bisnis, Indofarma menjadi lebih fokus.

"Saat ini kami fokus di 3 kategori yaitu Farma, alat kesehatan dan herbal. Ke depan Indofarma akan lebih fokus ke Alkes & Herbal," urainya kepada Bisnis, Rabu (1/12/2021).

Sejak 2020, kontribusi lini bisnis alat kesehatan mencapai kisaran 35 persen-40 persen dari total penjualan. Dengan begitu, alat kesehatan menjadi penyumbang utama pendapatan perseroan.

Selain itu, emiten bersandi INAF ini pun melakukan sinergi di antara holding Farmasi, sehingga kerja perusahaan menjadi lebih efisien. Sinergi tersebut mencakup procurement, production, pemasaran dan penjualan.

INAF mencetak kenaikan pendapatan dua kali lipat hingga kuartal III/2021. Perseroan pun berbalik mencetak laba bersih dibandingkan dengan rugi bersih pada periode yang sama tahun lalu.

Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2021, INAF mencetak penjualan bersih sebesar Rp1,49 triliun naik 99,91 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp749,25 miliar.

Seiring melejitnya penjualan, beban pkok penjualan juga meningkat menjadi Rp1 triliun dibandingkan dengan Rp565,74 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Beban penjualan juga meningkat menjadi Rp115,84 miliar dari Rp95,94 miliar, beban umum dan administrasi juga meningkat menjadi Rp105,45 miliar dari Rp75,24 miliar. Perseroan juga mencatatkan kerugian bersih lain-lain meningkat tajam menjadi sebesar Rp227 miliar dari hanya Rp5,39 miliar.

Kendati berbagai beban tersebut meningkat, perseroan berhasil mencatat laba usaha sebesar Rp48,48 miliar sepanjang 9 bulan 2021 dibandingkan dengan Rp6,93 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Dengan demikian, INAF berhasil mencatat laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menjadi sebesar Rp2,82 miliar hingga kuartal III/2021 dibandingkan dengan rugi bersih Rp18,88 miliar sepanjang 9 bulan tahun lalu.

Posisi jumlah aset perseroan juga melonjak menjadi Rp2,33 triliun per 30 September 2021 dibandingkan dengan Rp1,71 triliun per 31 Desember 2020.

Rinciannya, terjadi kenaikan jumlah aset lancar menjadi Rp1,69 triliun dari Rp1,13 triliun, sedangkan jumlah aset tidak lancar meningkat menjadi Rp644,05 miliar dari Rp578,6 miliar.

Di sisi lain, jumlah liabilitas perseroan meningkat menjadi Rp1,9 triliun per 30 September 2021 dibandingkan dengan Rp1,28 triliun per 31 Desember 2021.

Dengan rincian, liabilitas jangka pendek meningkat menjadi Rp1,27 triliun dari Rp836,75 miliar, sedangkan jumlah liabilitas jangka panjang meningkat menjadi Rp632,35 miliar dari Rp446,25 miliar.

Adapun, ekuitas INAF naik tipis menjadi Rp433,16 miliar per 30 September 2021 dari Rp430,32 miliar pada akhir tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper