Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Sepekan Ini Merosot 2,36 Persen

IHSG pada Jumat (26/11/2021) ditutup di zona merah, turun 137 poin atau 2,06 persen ke level 6.561, dari 6.720 pada pekan sebelumnya. IHSG turun 2,36 persen selama sepekan.
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (29/6/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (29/6/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup bervariasi selama pekan terakhir November 2021. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat selama periode 22-26 November 2021, IHSG bergerak mengalami perubahan dibanding minggu sebelumnya.

IHSG pada Jumat (26/11/2021) ditutup di zona merah, turun 137 poin atau 2,06 persen ke level 6.561, dari 6.720 pada pekan sebelumnya. IHSG turun 2,36 persen selama sepekan.

Sekretaris Perusahaan BEI Yulianto Aji Sadono menuturkan, nilai kapitalisasi pasar Bursa berubah 1,48 persen menjadi Rp8.123,099 triliun, dari Rp8.245,536 triliun pada penutupan pekan lalu.

Lalu, rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) bursa naik sebesar 9,16 persen menjadi Rp14,471 triliun, dari Rp13,257 triliun pada pekan sebelumnya.

"Peningkatan tipis terjadi pada rata-rata frekuensi transaksi Bursa selama sepekan, yaitu sebesar 0,06 persen menjadi 1.368.518 transaksi dari 1.367.702 transaksi selama sepekan yang lalu," kata Yulianto, dikutip Sabtu (27/11/2021).

Perubahan juga terjadi pada rata-rata volume transaksi harian Bursa yang turun sebesar 6,99 persen menjadi 24,227 miliar saham dari 26,047 miliar saham pada penutupan pekan lalu.

Selain itu, pekan ini tepatnya pada Kamis (25/11/2021), terdapat pencatatan saham dan waran perdana PT Perma Plasindo Tbk. (BINO) sebagai Perusahaan Tercatat ke-42, serta pencatatan saham PT Caturkarda Depo Bangunan Tbk. (DEPO) sebagai Perusahaan Tercatat ke-43.

BINO bergerak pada sektor Industrials dengan sub sektor Industrial Services. Adapun Industri BINO adalah Commercial Services dengan sub industri Office Supplies.

Sementara, DEPO bergerak pada sektor Consumer Cyclicals dengan sub sektor Retailing. Adapun Industri DEPO adalah Specialty Retail dengan sub industri Home Improvement Retail.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper