Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Negara Konsumen Utama Bersiap Lepas Cadangan, Harga Minyak Lanjut Turun

Investor menunggu reaksi produsen utama menanggapi pelepasan cadangan minyak mentah darurat oleh negara-negara konsumen utama.
Ilustrasi. Tanki penimbunan minyak./Bloomberg
Ilustrasi. Tanki penimbunan minyak./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak bergerak turun pada perdagangan Kamis (25/11/2021), menantikan keputusan sejumlah negara konsumen untuk melepas cadangan darurat minyak mentahnya untuk menahan kenaikan harga.

Pada perdagangan Kamis (25/11/2021) pukul 20.20 WIB, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) turun 0,42 poin atau 0,54 persen ke US$77,97 per barel. Sementara itu, harga minyak Brent turun 0,36 poin atau 0,44 persen eke US$81,89 per barel.

Tim Riset Monex Investindo Futures (MIFX) menilai hal ini karena investor yang menunggu reaksi produsen utama menanggapi pelepasan cadangan minyak mentah darurat oleh negara-negara konsumen utama yang dirancang untuk meredam kenaikan harga, bahkan ketika data menunjukkan permintaan bahan bakar AS yang sehat.

“Pelepasan cadangan minyak strategis meningkatkan persaingan untuk menguasai pasar minyak mentah di antara produsen terbesar dunia, saat ini perhatian pasat tertuju kepada Organisasi Negara Pengekspor Minyak, Rusia dan sekutu, bersama-sama yang disebut OPEC+, yang akan bertemu minggu depan untuk membahas permintaan dan pasokan minyak,” tulisnya dalam riset harian.

Langkah berani dari importir minyak in membuka pintu lebar-lebar bagi OPEC+ untuk menyesuaikan kebijakan pasokannya pada pertemuan pada 2 Desember 2021.

OPEC+ diperkirakan tidak akan membahas penghentian peningkatan produksi minyaknya, meskipun ada keputusan oleh Amerika Serikat, Jepang, India, dan lainnya untuk melepaskan stok minyak darurat.

“Harga minyak berpeluang dijual menguji level support US$76,50 selama harga tidak mampu menembus level resistance di US$78,55 per barel,” jelasnya.

Namun, bila harga minyak mampu bergerak lebih tinggi dari level resistance tersebut, maka harga minyak berpotensi dibeli menargetkan level resistance selanjutnya di US$79,45 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper