Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS Terguling dari Level 16 Bulan Tertinggi

Indeks dolar, yang mengukur mata uang AS terhadap sekeranjang enam mata uang utama saingannya, mencapai tertinggi sejak pertengahan Juli 2020 pada Rabu (17/11/2021) di 96,226, tetapi harus turun 0,272 persen pada 95,553 pada penutupan hari ini.
Karyawan menghitung uang dolar di gerai penukaran mata uang asing Ayu Masagung, Jakarta, Senin (18/5/2020). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Karyawan menghitung uang dolar di gerai penukaran mata uang asing Ayu Masagung, Jakarta, Senin (18/5/2020). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar dolar AS melemah dari level tertinggi 16 bulan pada akhir perdagangan Jumat (19/11/2021) pagi di Asia.

Indeks dolar, yang mengukur mata uang AS terhadap sekeranjang enam mata uang utama saingannya, mencapai tertinggi sejak pertengahan Juli 2020 pada Rabu (17/11/2021) di 96,226, tetapi harus turun 0,272 persen pada 95,553 pada penutupan hari ini.

Para pedagang menilai lonjakan mata uang AS baru-baru ini, didorong oleh ekspektasi pengetatan bank-bank sentral yang berbeda di tengah lonjakan inflasi di seluruh dunia, sudah terlalu jauh.

"Kami telah mengalami pergerakan dolar yang sangat besar dalam beberapa minggu terakhir, dan saya pikir kami sedang mengambil jeda sekarang," kata Erik Nelson, Ahli Strategi Mata Uang di Wells Fargo Securities.

Data AS baru-baru ini menunjukkan inflasi pada Oktober berjalan pada titik terpanas sejak 1990, sementara angka penjualan ritel melampaui perkiraan, membuat pasar memperkirakan kenaikan suku bunga lebih awal oleh Federal Reserve daripada yang telah diantisipasi, mendorong dolar AS menguat.

"Dolar telah mengalami reli penuh dan sekarang pasar akan mundur dan menilai apakah memang tema inflasi berlanjut pada kecepatan yang diperkirakan semua orang," kata Direktur Pelaksana Strategi Valas di BK Asset Management Boris Schlossberg.

"Jika itu benar, maka tidak ada yang menghentikannya, tetapi saya pikir jika angka-angka mulai sedikit lebih dingin saat kita maju, Anda pasti akan melihat sedikit kemunduran dolar di seluruh papan."

Euro naik 0,45 persen menjadi 1,13695 dolar AS, memantul dari level terendah 16-bulan pada Rabu (17/11/2021) di bawah US$1,13.

Sterling naik tipis 0,1 persen versus greenback menjadi US$1,3494, setelah melonjak 0,5 persen pada Rabu (17/11/2021), setelah data menunjukkan kenaikan inflasi di Inggris bulan lalu menumpuk tekanan pada bank sentral Inggris untuk menaikkan suku bunga pada pertemuan bulan depan.

Dolar Selandia Baru naik 0,55 persen menjadi US$0,7036 setelah survei bank sentral menunjukkan inflasi jangka pendek diperkirakan akan meningkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper