Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Tahan Suku Bunga, Rupiah Ditutup Menguat di Hadapan Dolar AS

Mata uang rupiah ditutup menguat 23,5 poin atau 0,17 persen ke level Rp14.220 per dolar AS pada Kamis (18/11/2021).
Karyawati salah satu bank memperlihatkan uang rupiah dan dolar di Jakarta, Kamis (29/4/2021). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati salah satu bank memperlihatkan uang rupiah dan dolar di Jakarta, Kamis (29/4/2021). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Mata uang rupiah ditutup menguat di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) hari ini, Kamis (18/11/2021).

Berdasarkan data Bloomberg, mata uang rupiah ditutup menguat 23,5 poin atau 0,17 persen ke level Rp14.220 per dolar AS pada Kamis (18/11/2021).

Mata uang rupiah menguat bersama mata uang Asia lainnya, yakni yen Jepang yang naik 0,02 persen, won Korea Selatan 0,22 persen, dan ringgit Malaysia 0,07 persen.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar melemah terhadap mata uang lainnya pada Kamis karena patokan imbal hasil Treasury AS 10 tahun mencatat kenaikan moderat. Akan tetapi, patokan imbal hasil ini mundur dari level tertinggi.

"Lelang obligasi 20 tahun juga mengecewakan," ujar Ibrahim dalam risetnya, Kamis (18/11/2021).

Sementara itu, riset Monex Investindo Futures menyebut, pasar akan terfokus pada data ekonomi AS malam nanti. Data ekonomi tersebut seperti Philly Fed Manufacturing Index dan Unemployment Claims, sebagai peluang penggerak harga.

Adapun untuk perdagangan besok, Jumat (18/11/2021), Ibrahim memperkirakan rupiah dibuka berfluktuatif, tetapi, ditutup menguat di rentang Rp14.190-Rp14.240 per dolar AS.

Sementara itu, rupiah sampai dengan 17 November 2021 mencatat depresiasi sebesar 1,35 persen (year-to-date/ytd) dibandingkan dengan level pada akhir 2020.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menjelaskan, pelemahan tersebut disebabkan oleh aliran masuk modal asing yang terbatas di tengah persepsi positif terhadap prospek perekonomian domestik dan terjaganya pasokan valas domestik.

Kondisi ini dipengaruhi oleh adanya kekhawatiran pengetatan kebijakan moneter global yang lebih cepat, sejalan dengan kenaikan inflasi yang terus berlangsung.

Dia pun mengatakan perkembangan rupiah tersebut masih terkendali, yang didorong oleh langkah-langkah stabilisasi BI.

“Dengan langkah-langkah stabilisasi Bank Indonesia, pergerakan nilai tukar rupiah terkendali, di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang belum sepenuhnya mereda,” katanya dalam konferensi pers virtual, Kamis (18/11/2021).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper