Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indika Energy (INDY) Ekspansi Bisnis Motor Listrik

Grup Indika melakukan tahap awal pengembangan bisnis motor listrik.
Arsjad Rasjid, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia (kiri), bersama Azis Armand, Wakil Direktur Utama dan Group CEO Indika Energy. Indika Energy Group menginisiasi program bantuan kepada KADIN Indonesia berupa 8.000 silinder oksigen berukuran 40 liter, 47 liter dan 50 liter yang sudah terisi./ Indika.
Arsjad Rasjid, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia (kiri), bersama Azis Armand, Wakil Direktur Utama dan Group CEO Indika Energy. Indika Energy Group menginisiasi program bantuan kepada KADIN Indonesia berupa 8.000 silinder oksigen berukuran 40 liter, 47 liter dan 50 liter yang sudah terisi./ Indika.

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten tambang dan energi, PT Indika Energy Tbk. (INDY) mulai melirik bisnis kendaraan listrik dan mempersiapkan rencana bisnis di sektor energi baru terbarukan (EBT) tersebut.

Head of Corporate Communication Indika Energy Ricky Fernando mengonfirmasi bahwa sejauh ini perusahaan masih melakukan tahap awal pengembangan bisnis motor listrik.

Dia belum dapat menjelaskan kapan proses pengembangan tersebut akan rampung, termasuk kapan waktu produksi dan penjualannya secara komersial.

"Sejauh ini masih di dalam tahap awal pengembangan dan proses finalisasi rencana bisnis," jelasnya kepada Bisnis, Kamis (18/11/2021).

Indika Energy baru saja mendirikan perusahaan bernama PT Electra Mobilitas Indonesia (EMI) pada awal April lalu.

INDY menguasai 99,9975 persen saham PT EMI. Sisanya, sebanyak 0,0025 persen dikuasai oleh PT Indika Energy Infrastructure (IEI) yang juga merupakan anak usaha INDY.

Manajemen INDY pun pernah menyebut bahwa keberadaan PT EMI adalah untuk mengembangkan dan menjual kendaraan listrik roda dua di masa mendatang.

Sebelumnya, Direktur Utama Indika Energy Arsjad Rasjid mengatakan bahwa perusahaan telah berkomitmen mendukung energi bersih dengan menjalin joint venture dengan social impact fund dari Amerika Serikat dengan mengumpulkan pendanaan sekitar US$500 juta.

Pendanaan itu untuk memulai tahapan pemanfaatan energi panel surya. Kata dia, energi bersih akan lebih dulu dilakukan oleh Indika Energy. Terlebih rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL) PLN 2021–2030 sudah lebih mengandalkan energi hijau.

“Selama ini kan menjadi pertanyaan, kami diminta untuk transisi energi ke energi terbarukan, tapi di sisi lain opportunity-nya belum ada. Sekarang ini sudah mulai clear bahwa akan ada satu proses perubahan yang ada,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper