Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Lanjutkan Pelemahan Menyusul Inflasi AS yang Memanas

S&P 500 mengalami kerugian setelah kenaikan delapan hari berturut-turut, dengan Dow dan Nasdaq masing-masing juga mundur dari posisi rekor.
Seorang pejalan kaki yang memakai masker lewat di depan gedung bursa saham New York Stock Exchange (NYSE), New York, AS, pada Kamis, (22/7/2021)./Bloomberg
Seorang pejalan kaki yang memakai masker lewat di depan gedung bursa saham New York Stock Exchange (NYSE), New York, AS, pada Kamis, (22/7/2021)./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham di Amerika Serikat (AS) jatuh pada akhir perdagangan Rabu (10/11/2021) waktu setempat dengan investor memusatkan perhatian pada laporan inflasi utama AS yang menunjukkan lonjakan harga konsumen lebih besar dari perkiraan untuk Oktober 2021.

Berdasarkan data Bloomberg pada Kamis (11/11/2021), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 0,66 persen atau 240,04 poin ke 36.079,94, S&P 500 melemah 0,82 persen atau 38,54 poin ke 4.646,71, dan Nasdaq tergelincir 1,66 persen atau 263,84 poin ke 15.622,71.

S&P 500 mengalami kerugian setelah kenaikan delapan hari berturut-turut, dengan Dow dan Nasdaq masing-masing juga mundur dari posisi rekor.

Salah satu laporan yang paling diawasi ketat pada Rabu pagi adalah Indeks Harga Konsumen (IHK) Departemen Tenaga Kerja AS untuk Oktober, yang mengimbangi klaim pengangguran yang kuat lantaran merosot ke level terendah di era Covid-19.

Harga konsumen melonjak 6,2 persen pada Oktober 2021 dibandingkan tahun lalu, meningkat dari 5,4 persen pada September secara tahunan (year-on-year/yoy). Ini adalah lompatan yang lebih besar dari perkiraan kenaikan 5,9 persen, berdasarkan data konsensus Bloomberg. Dan itu mewakili kenaikan tahunan tercepat dalam inflasi konsumen sejak 1990.

Daya tahan dan besarnya tekanan inflasi telah menjadi pertanyaan kritis bagi pelaku pasar, dengan perusahaan di seluruh industri melaporkan kenaikan biaya input dan kenaikan harga untuk meneruskan biaya ini dan mempertahankan margin.

Sementara hasil pendapatan kuartal ketiga menunjukkan bahwa perusahaan S&P 500 sebagian besar telah mampu menavigasi tekanan biaya ini. Kemungkinan inflasi yang berlangsung lama dapat memberikan dampak lebih besar, terutama jika konsumen pada akhirnya terbukti tidak mau membayar harga lebih tinggi.

Itu akan menjadi salah satu hal besar ke depan, untuk melihat apakah sentimen konsumen dapat bangkit kembali atau tidak, apakah konsumen akan tangguh dalam menghadapi tekanan harga ini, atau apakah mereka akan mulai mundur sedikit dan memutuskan mereka akan menunda pengeluaran dan menunggu untuk melihat kapan harga turun atau setidaknya stabil sebelum mereka menghabiskan lebih banyak di tahun baru,” kata Yung-Yu Ma, kepala strategi investasi BMO Wealth Managemen kepada Yahoo Finance.

Data inflasi sejauh ini telah mencerminkan tekanan yang masih tinggi dalam pemulihan ekonomi, bahkan ketika pejabat Federal Reserve menyatakan bahwa faktor-faktor terkait pasokan yang menciptakan biaya tinggi ini pada akhirnya akan berkurang.

Indeks Harga Produsen dari Biro Statistik Tenaga Kerja AS menunjukkan bahwa harga yang dibayarkan kepada produsen melonjak sebesar 8,6 persen pada Oktober dibandingkan tahun lalu, mewakili kenaikan tercepat dalam data yang diperpanjang hingga tahun 2010.

Adapun laporan pekerjaan bulan Oktober minggu lalu menunjukkan pendapatan rata-rata per jam. melonjak 4,9 persen pada Oktober dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, mempercepat dari kenaikan tahunan 4,6 persen bulan September.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg/Yahoo Finance
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper