Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hadapi Tapering The Fed, Ini Saham yang Bisa Dipilih Investor

Saham emiten di sektor komoditas seperti crude palm oil (CPO) dan batu bara masih cukup menarik di tengah tapering The Fed.
Warga melintas di depan gedung bank central Amerika Serikat atau The Federal Reserve di Washington, Amerika Serikat, Rabu (31/7/2019). Bloomberg/Andrew Harrer
Warga melintas di depan gedung bank central Amerika Serikat atau The Federal Reserve di Washington, Amerika Serikat, Rabu (31/7/2019). Bloomberg/Andrew Harrer

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Sentral Amerika Serikat, Federal Reserve berencana memulai pengurangan program pembelian obligasi atau tapering pada akhir bulan ini.

Kepala Riset Samuel Sekuritas Suria Dharma mengatakan, tapering off merupakan sesuatu yang akan terjadi. Namun, menurutnya tapering The Fed saat ini tidak akan serupa dengan yang terjadi pada 2013.

"Saham dulu 55 persen kepemilikan asing, sekarang sekitar 45 persen. Ini hal yang berbeda," kata Suria, Selasa (9/11/2021).

Dia melanjutkan, ketika pengumuman tapering dikeluarkan The Fed, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami kenaikan karena harga komoditas yang naik tinggi.

Dia menilai, naiknya harga komoditas ini akan berlangsung cukup panjang, dan tidak bisa turun begitu saja. Dia memperkirakan kenaikan harga ini akan bertahan minimal hingga semester I/2022.

"Komoditas kita harganya masih tinggi, dan kalau sudah tinggi seperti sekarang, enggak bisa langsung turun begitu saja. Jadi jangka waktunya minimal sampai semester I tahun depan," tuturnya.

Di tengah kondisi tapering off, Suria memiliki beberapa rekomendasi sektor saham yang bisa dipilih investor. Menurutnya, saham komoditas seperti crude palm oil (CPO) dan batu bara masih cukup menarik.

Selain itu, sektor lainnya adalah perbankan. Dia melihat, dengan pengetatan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang terjadi pada Juli hingga Agustus, tidak membuat kinerja bank di kuartal III/2021 terganggu.

"Telekomunikasi juga menarik dengan banyak sekali terjadinya corporate action. Itu beberapa sektor yang perlu diperhatikan," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Annisa Saumi
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper