Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

5 Cara Memilih Saham 'Core Stock' untuk Investasi Jangka Panjang

Saham kategori core stock cocok untuk dipegang dalam jangka panjang atau hingga lebih dari 10 tahun.
Pengunjung berada di dekat layar monitor perdagangan Indeks Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (27/7/2020). Bisnis/Abdurachman
Pengunjung berada di dekat layar monitor perdagangan Indeks Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (27/7/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – Saham adalah salah satu aset investasi yang bisa dipilih untuk investasi jangka panjang. Dari ratusan saham, investor dapat menjadikan saham core stock sebagai pilihan.

Pengamat pasar modal Rivan Kurniawan menjelaskan core stock merupakan saham-saham dari wonderful company yang kinerjanya konsisten dalam jangka panjang.

Menurutnya, saham core stock ini cocok untuk dipegang dalam jangka panjang atau hingga lebih dari 10 tahun. Umumnya bisa diperuntukkan sebagai dana pensiun atau warisan.

"Karena kinerjanya yang sangat konsisten, memang biasanya saham-saham core stock valuasinya sudah cukup premium, ada beberapa yang masih murah, tapi ada juga yang valuasinya cukup tinggi," jelasnya Rivan dalam kanal YouTube-nya, dikutip Rabu (3/11/2021).


Namun, Rivan menegaskan saham core stock tidak sama dengan saham blue chip. Artinya, tidak semua saham blue chip cocok dalam saham core stock. Lebih lanjut, berikut beberapa tips untuk memiliki saham core stock untuk investasi jangka panjang.

1. Perhatikan Brand Equity

Secara sederhana brand equity adalah merek dari perusahaan tersebut. Jika mereka atau saham tersebut menjadi "top of mind" di industrinya maka itu menjadi salah satu indikasi perusahaan tersebut memiliki brand equity yang baik.

2. Perusahaan Defensif dan Mature Business

Menurut Rivan, perusahaan yang defensive cenderung memiliki kinerja baik meski kondisi sedang buruk. Selain itu, core stock juga cocok untuk perusahaan yang sudah matang atau di tahap mature business karena kinerjanya tidak terlalu berfluktuasi.

3. Memiliki High Gross Profit Margin

Sebuah perusahaan Gross Profit Margin (GPM) yang tinggi menandakan tidak terlibat dalam perang harga atau menguasai telah menguasai pasar. Menurut Rivan, GPM yang umum digunakan untuk menjadi standar di atas 30 persen.

4. Capital Expenditure Rendah

Rivan berpendapat, perusahaan dengan capital expenditure (capex) yang rendah dapat mencetak laba yang lebih besar. Umumnya, perusahaan barang/jasa yang sederhana tapi disukai dan dibutuhkan oleh pelanggan.

5. Good Corporate Governance (GGG) yang Baik

Perusahaan dengan Good Corporate Governance artinya dijalankan oleh manajemen yang memiliki kredibilitas dan integritas. Meski sebuah perusahaan memiliki barang/jasa yang disukai masyarakat tetapi tidak memiliki GGG, kinerjanya akan ikut turun dan memengaruhi sahamnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yuliana Hema
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper