Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Big Caps Ciamik Diharapkan Dorong IHSG

Kinerja emiten big caps per September 2021 yang cenderung bertumbuh menjadi tenaga bagi IHSG untuk menguat.
Pengunjung berada di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (17/7/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung berada di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (17/7/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja emiten berkapitalisasi pasar besar (big caps) di kuartal III/2021 mulai menunjukkan pemulihan. Hal ini membawa harapan bagi IHSG melaju ke level tertinggi yang baru.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, prospek dari saham-saham emiten big caps masih sangat baik hingga akhir tahun.

"Kalau kita lihat sebetulnya pada kuartal III/2021 ini ada lockdown. Namun, pada kenyataannya, mobilitas dan aktivitas ekonomi tetap berjalan seperti biasa. Ini jadi sebuah gambaran kinerja saham big caps itu tetap terjaga," kata Nico dihubungi, Jumat (29/10/2021).

Akan tetapi, lanjut dia, kinerja emiten big caps yang ciamik di kuartal III/2021 tidak akan serta merta membawa IHSG melaju ke level tertinggi baru. Menurutnya, ada dua hal yang mesti diperhatikan untuk menentukan gerak IHSG, yakni fundamental dan sentimen.

Selama ini, Nico melihat IHSG masih lebih banyak digerakkan oleh sentimen daripada fundamental.

"Kalau kita lihat, penguatan IHSG masih belum didorong fundamental yg baik. Makanya, indeks kita mengalami koreksi karena naiknya sudah ketinggian," tuturnya.

Adapun untuk saham-saham emiten big caps ini, Pilarmas Investindo Sekuritas menjagokan saham-saham perbankan seperti BBCA, BBNI, ARTO, BBRI, dan BBTN. Menurutnya, saham banking merupakan saham yang defensif ketika terjadi penurunan dan agresif ketika terjadi pemulihan.

Nico juga memilih saham infrastruktur seperti TLKM, sebagai pemimpin pasar industri telekomunikasi.

"Telkom karena menguasai pasar, khususnya jaringan Indihome-nya yang terus berkembang. TLKM juga punya anak usaha yang luar biasa, seperti Telkomsel atau Mitratel yang akan melakukan IPO," ucapnya.

Indeks Harga Saham Gabungan dalam sepekan menutup perdagangan Jumat (29/10/2021) di level 6.591,35, turun 0,79 persen dari pekan sebelumnya di level 6.643,74.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Annisa Saumi
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper