Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Krisis Energi Bikin Laba Dharma Satya (DSNG) Melonjak 162 Persen

Harga CPO diperkirakan masih menunjukkan reli hingga akhir tahun ini menyusul adanya krisis energi di India dan China.
Direktur Utama PT Dharma Satya Nusantara Tbk Andrianto Oetomo memberikan penjelasan mengenai kinerja perusahaan, usai rapat umum pemegang saham tahunan  (RUPST), di Jakarta, Kamis (9/5/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan
Direktur Utama PT Dharma Satya Nusantara Tbk Andrianto Oetomo memberikan penjelasan mengenai kinerja perusahaan, usai rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST), di Jakarta, Kamis (9/5/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten perkebunan PT Dharma Satya Nusantara Tbk. (DSNG) membukukan laba bersih kuartal III/2021 sebesar Rp424 miliar, naik 162 persen dibanding periode saham tahun lalu. 

Direktur Utama Dharma Satya Nusantara Andrianto Oetomo menjelaskan peningkatan permintaan minyak nabati dunia selama kuartal II dan III dan krisis energi di beberapa negara ikut mendorong kenaikan harga crude palm oil (CPO) perseroan pada periode sembilan bulan tahun ini.

“Harga CPO diperkirakan masih menunjukkan rally hingga akhir tahun ini menyusul adanya krisis energi di India dan China yang mendorong peningkatan ekspor. Di sisi lain, persediaan CPO yang terbatas karena adanya kekurangan pasok dari Malaysia terkait dengan isu kelangkaan tenaga kerja,” kata Andrianto dalam keterbukaan informasi, Jumat (29/10/2021).

Selama sembilan bulan pertama tahun ini, DSNG mencatat penjualan sebesar Rp5,1 triliun atau naik 15 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Segmen penjualan kelapa sawit memberikan kontribusi 81 persen dari total penjualan DSNG atau sebesar Rp4,1 triliun.

Penjualan segmen kelapa sawit tersebut naik 12 persen dibandingkan kuartal ketiga tahun lalu. Meskipun volume penjualan CPO DSNG turun 5 persen menjadi 413.000 ton akibat penurunan produksi CPO. Namun harga CPO perseroan melonjak sekitar 13 persen pada kuartal III/2021 menjadi Rp8,7 juta per ton dibandingkan tahun lalu Rp7,7 juta per ton.

Sementara itu, menurut dia, kinerja segmen usaha produk kayu DSNG pada kuartal II dan kuartal III tahun ini makin membaik seiring dengan pulihnya ekonomi negara-negara tujuan ekspor kayu Indonesia. Misalnya Jepang dan Amerika Serikat.

Penjualan DSNG dari segmen usaha produk kayu mencapai Rp956 miliar naik sebesar 35 persen dibandingkan tahun lalu. Pendorong kinerja adalah kenaikan volume penjualan maupun harga rata-rata panel dan engineered flooring.

“Khusus untuk engineered flooring, terjadi peningkatan permintaan dari Amerika Serikat dan Kanada yang selama ini memberikan kontribusi penjualan lebih dari 60 persen. Sampai kuartal II tahun ini, volume ekspor engineered flooring naik 28 persen dengan harga rata-rata juga naik 5 persen,” katanya.

Sementara untuk produk panel, membaiknya ekonomi Jepang ikut mendorong peningkatan volume penjualan sebesar 25 persen menjadi 80 ribu m3, dengan kenaikan harga rata-rata sebesar 2 persen.

“Dengan kinerja keuangan yang baik hingga September 2021, DSNG optimis bahwa kinerja keuangan tahun 2021 akan jauh lebih baik dari tahun 2020 yang lalu,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper