Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Stagnan, Investor Tunggu Data Inflasi

Rupiah ditutup stagnan setelah sempat melemah pada hari ini seiring dengan penantian terhadap data inflasi.
Karyawati salah satu bank memperlihatkan uang rupiah dan dolar di Jakarta, Kamis (29/4/2021). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati salah satu bank memperlihatkan uang rupiah dan dolar di Jakarta, Kamis (29/4/2021). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup stagnan pada perdagangan hari ini, Kamis (28/10/2021). Hal ini terjadi setelah rupiah sempat melemah 30 poin.

Berdassrkan data Bloomberg, rupiah ditutup di posisi Rp14.172,5 sama seperti harga penutupan kemarin. Sepanjang hari, rupiah bergerak di rentang Rp14.172,5-Rp14.210.

Sepanjang tahun, rupiah telah melemah terhadap dolar AS sebesar 0,88 persen. Hingga pukul 15.30 WIB, indeks dolar AS menguat 0,1 persen atau 0,094 poin ke level 93,892.

Ibrahim Assuaibi Direktur TRFX Garuda Berjangka, mengungkapkan investor sekarang menunggu keputusan kebijakan Bank of Japan dan European Central Bank (ECB), yang akan diturunkan di kemudian hari.

"Kedua bank sentral diperkirakan akan mempertahankan kebijakan tidak berubah dengan ECB kemungkinan akan mendorong kembali ekspektasi untuk kenaikan suku bunga pada tahun 2022. Mereka juga menunggu pertemuan kebijakan Federal Reserve AS pada 3 November untuk petunjuk lebih lanjut tentang garis waktu pengurangan aset," urainya, Kamis (28/10/2021).

Di sisi lain, dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) memperkirakan tingkat inflasi pada Oktober 2021 akan mencapai 0,08 persen secara bulanan (month-to-month/mtm).

Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu III Oktober 2021, perkembangan harga pada Oktober 2021 tetap terkendali dan diperkirakan inflasi sebesar 0,08 persen mtm.

Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Oktober 2021 secara tahun kalender adalah sebesar 0,88 persen (year-to-date/ytd), dan secara tahunan sebesar 1,62 persen (year-on-year/yoy).

Selain itu, para ekonom memproyeksikan indeks harga konsumen (IHK) pada Oktober 2021 akan mengalami peningkatan atau inflas. Sedangkan tingkat inflasi pada periode tersebut akan mencapai 0,12 persen secara bulanan (month-to-month/mtm).

Secara tahunan, diperkirakan tingkat inflasi akan mencapai 1,66 persen (year-on-year/yoy), lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 1,60 persen yoy.

Sementara, inflasi inti diperkirakan meningkat menjadi 1,36 persen yoy, dari 1,30 persen yoy pada September 2021. Secara tahunan berjalan, tingkat inflasi akan mencapai 0,92 persen (year-to-date/ytd).

Dengan perkembangan tersebut, peningkatan inflasi hingga akhir 2021 akan mencapai tingkat yang rendah, meski terjadi tekanan inflasi karena permintaan yang meningkat pada kuartal IV/2021.

Peningkatan tersebut mengikuti pola musiman, serta didorong oleh kenaikan harga komoditas pangan dan tarif jasa transportasi. Beberapa komoditas pangan yang mengalami kenaikan harga di antaranya cabai merah, minyak goreng, daging ayam, dan cabai rawit.

Sumber utama inflasi lainnya diperkirakan berasal dari biaya transportasi karena beberapa pelonggaran pembatasan Covid-19 meningkatkan mobilitas publik.

Walaupun ada perbedaan prosentase antara para ekonom dan Bank Indonesia (BI), namun ke depan akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu.

BI pun akan terus memperkuat langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan.

"Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.150 - Rp14.200," urainya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper