Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emas Tertekan Aksi Ambil Untung, Investor Beralih ke Aset Berisiko

Hasil yang kuat dari perusahaan-perusahaan terkait teknologi mendorong indeks acuan S&P 500 ke rekor tertinggi menghilangkan kilau emas sebagai aset safe-haven.
Aneka emas batangan beragam ukuran dan bentuk. Harga emas dunia mendekati level US$2.000 per troy ounce dan diperkirakan akan terus menguat seiring dengan pelemahan dolar AS./Bloomberg
Aneka emas batangan beragam ukuran dan bentuk. Harga emas dunia mendekati level US$2.000 per troy ounce dan diperkirakan akan terus menguat seiring dengan pelemahan dolar AS./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas tergelincir pada akhir perdagangan Selasa (26/10/2021) waktu Amerika Serikat, menyusul aksi ambil untung investor dari kenaikan harga pada beberapa sesi sebelumnya.

Penurunan harga emas juga terjadi di tengah menguatnya dolar dan laporan laba perusahaan AS yang positif mendorong selera investor terhadap aset-aset berisiko.

Mengutip Antara, Rabu (27/10/2021), kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, merosot US$13,4 atau 0,74 persen, menjadi ditutup pada US$1,793,40 per ounce. Sehari sebelumnya, Senin (25/10/2021), emas berjangka bertambah US$10,5 atau 0,58 persen menjadi US$1.806,80.

Emas berjangka terangkat US$14,4 atau 0,81 persen menjadi US$1.796,30 pada Jumat (22/10/2021), setelah melemah US$3 atau 0,17 persen menjadi US$1,781,90 pada Kamis (21/10/2021), dan melonjak US$14,4 atau 0,81 persen menjadi US$1.784,90 pada Rabu (20/10/2021).

"Pergerakan ekuitas yang lebih kuat dari perkiraan, dengan banyak (laporan) laba, mengambil sedikit emas pagi ini," kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.

Hasil yang kuat dari perusahaan-perusahaan terkait teknologi mendorong indeks acuan S&P 500 ke rekor tertinggi menghilangkan kilau emas sebagai aset safe-haven. Selain itu meredupkan daya tarik emas bagi investor yang memegang mata uang lainnya, indeks dolar menguat 0,1 persen.

Pasar analis pasar berpendapat bahwa penurunan emas hanyalah koreksi turun rutin dalam tren naik yang tetap dalam grafik harian.

Harga emas telah reli sekitar 2,5 persen selama lima sesi terakhir, didukung oleh kekhawatiran atas inflasi dan ketidakpastian atas langkah-langkah apa yang akan diambil bank sentral untuk memerangi kenaikan harga.

Analis mengatakan emas tidak mungkin menyimpang terlalu jauh dari level teknis utama US$1.800 per ounce, mengingat fokus pada inflasi. Emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi yang lebih tinggi yang umumnya mengikuti pencetakan uang secara luas oleh bank-bank sentral.

Fokus minggu ini adalah pada pertemuan bank-bank sentral utama, termasuk pertemuan Bank Sentral Jepang (BoJ) dan Bank Sentral Eropa (ECB) yang dijadwalkan pada Kamis (28/10/2021). Sementara itu, pertemuan kebijakan Federal Reserve AS dijadwalkan untuk minggu depan.

"Di sisi teknis, pergerakan di bawah US$1.780 akan terlihat sangat buruk untuk emas, yang telah dalam tren naik sepanjang bulan," kata analis OANDA Craig Erlam dalam sebuah catatan.

Data ekonomi yang dirilis pada Selasa (26/10/2021) juga menekan emas. Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa penjualan rumah keluarga tunggal baru AS naik ke tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman sebesar 800.000 unit pada September setelah turun 1,4 persen pada Agustus. Laju penjualan September adalah yang terkuat sejak penjualan mencapai tingkat tahunan 873.000 pada Maret.

Setelah tiga bulan penurunan, indeks kepercayaan konsumen yang dirilis oleh Conference Board naik menjadi 113,8 pada Oktober dari angka revisi 109,8 pada September.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 50,4 sen atau 2,05 persen, menjadi ditutup pada US$24,088 per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun US$30,9 atau 2,9 persen menjadi ditutup pada US$1.032,9 per ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper