Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mayoritas Mata Uang Asia Tertekan, Rupiah Dibuka Paling Loyo

Mata uang Garuda terpantau memimpin pelemahan nilai tukar terhadap dolar AS yang kemudian diikuti oleh mata uang lainnya di kawasan Asia.
Petugas menunjukkan mata uang dolar AS dan rupiah di Money Changer, Jakarta, Senin (19/4/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Petugas menunjukkan mata uang dolar AS dan rupiah di Money Changer, Jakarta, Senin (19/4/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terpantau melemah pada pembukaan perdagangan hari ini, Senin (25/10/2021).

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah terpantau dibuka melemah 47,5 poin atau 0,34 persen ke Rp14.170 per dolar AS. Sementara indeks dolar AS terpantau menguat 0,01 persen di posisi 93,66.

Mata uang Garuda terpantau memimpin pelemahan nilai tukar terhadap dolar AS dan kemudian diikuti oleh mata uang lainnya di kawasan Asia, diantaranya yen Jepang terpantau melemah 0,12 persen, yuan China turun 0,07 persen, peso Filipina turun 0,06 dan ringgit Malaysia yang melemah 0,04 persen.

Sebelumnya, Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.100 - Rp14.140 per dolar AS.

Adapun pada perdagangan Jumat (22/10/2021) pekan lalu, ditutup sama dengan perdagangan hari sebelumnya di Rp14.122 per dolar AS, di saat indeks dolar AS melemah 0,13 poin atau 0,15 persen ke 93,63.

“Sebelumnya dolar AS sempat menguat terhadap mata uang lainnya dan bersiap untuk kenaikan mingguan kedua,” tulis Ibrahim dalam risetnya, Jumat (22/10/2021).

Dolar AS mendapat dukungan dari imbal hasil obligasi AS yang lebih tinggi dan meningkatkan kemungkinan bank sentral segera memulai pengurangan aset.

Sementara itu, Gubernur The Federal Reserve Jerome Powell pun menegaskan bahwa tekanan inflasi hanya bersifat sementara dan belum waktunya untuk menaikkan suku bunga.

Pekan ini investor akan mencermati rilis data GDP AS serta kinerja keuangan perusahaan-perusahaan teknologi besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper