Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IPO Mitratel Sang Raja Menara di Depan Mata

Mitratel akan melakukan paparan publik penawaran umum saham perdana pada Selasa, 26 Oktober 2021.
(Ki-ka) Direktur Utama Telkom Group Ririek Adriansyah, Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Utama Telkomsel Setyanto Hantoro dan Komisaris Utama Telkom Group Rhenald Kasali di acara penandatanganan Perjanjian Jual Beli Bersyarat antara Telkomsel dengan Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) untuk pengalihan kepemilikan sebanyak 6.050 menara telekomunikasi di Jakarta, Selasa (20/10)/Istimewa
(Ki-ka) Direktur Utama Telkom Group Ririek Adriansyah, Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Utama Telkomsel Setyanto Hantoro dan Komisaris Utama Telkom Group Rhenald Kasali di acara penandatanganan Perjanjian Jual Beli Bersyarat antara Telkomsel dengan Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) untuk pengalihan kepemilikan sebanyak 6.050 menara telekomunikasi di Jakarta, Selasa (20/10)/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Aksi penawaran umum saham perdana PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. atau Mitratel di Bursa Efek Indonesia semakin benderang.

Anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) itu akan melakukan paparan publik penawaran umum saham perdana pada Selasa, 26 Oktober 2021.

"Dewan Komisaris dan Direksi PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. mengundang dalam acara Penawaran Umum Perdana Saham," tulis undangan Mitratel.

Dalam undangan, terlihat penjamin pelaksana emisi efek Mitratel ialah sekuritas BUMN, seperti PT Mandiri Sekuritas dan PT BRI Danareksa Sekuritas.

Sebelumnya, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengungkapkan bahwa PT Dayamitra Telekomunikasi atau Mitratel berencana mengadakan Initial Public Offering (IPO) pada akhir 2021.

Dia optimistis IPO anak usaha Telkom itu akan sukses. Pasalnya perseroan memiliki fundamental yang kuat di sektor industri menara telekomunikasi.

Selain itu, dia berpendapat secara fundamental memiliki layanan yang tidak dimiliki oleh perusahaan sejenis di sektor bisnis menara telekomunikasi. “Mitratel memiliki strategi pertumbuhan jangka panjang, dengan masuk ke digital infrastruktur jaringan 5G yang sedang berkembang. Rencananya, Mitratel juga akan ekspansi di kawasan Asia Tenggara ataupun Asia Pasifik,” katanya dalam keterangan resmi Rabu (6/10/2021).

Mitratel, lanjutnya, telah memiliki 28.000 menara telekomunikasi yang tersebar di seluruh Indonesia. Selain itu, perseroan juga didukung dengan jaringan kabel serat optik.

“Mitratel di-support oleh fiber optik, sehingga tower-tower yang dimiliki punya power yang kuat, bukan sekadar radio. Dan ini merupakan kelebihan yang dimiliki Mitratel . Dari tower memang bisa diimbangi oleh perusahaan yang lain, tapi dari sisi fiber optik, Mitratel ini powerful," tambah Arya.

Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia I Gede Nyoman Yetna mengatakan total calon emiten yang tengah mengantre ada 24 perusahaan. Adapun, dua diantaranya merupakan anak perusahaan BUMN.

Dia menambahkan mayoritas calon emiten merupakan perusahaan dengan aset berskala berskala besar. Berdasarkan klasifikasi aset perusahaan yang saat ini berada dalam pipeline saham merujuk pada POJK Nomor 53/POJK.04/2017 maka ada 14 perusahaan aset skala besar dengan nilai di atas Rp250 miliar.

Lalu, dua perusahaan aset skala kecil dengan nilai di bawah Rp50 miliar serta delapan perusahaan aset skala menengah dengan nilai antara Rp50 miliar hingga Rp250 miliar.

IPO Mitratel Sang Raja Menara di Depan Mata

RAJA MENARA

Sebelum IPO, Telkom berniat menjadikan Mitratel pemain utama dalam bisnis penyewaan menara.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Telkom, Heri Supriadi mengatakan perseroan berniat menjadikan entitas usaha sebagai pemain tower terbesar di Indonesia. Dengan begitu, Mitratel bisa memberikan layanan kepada suluruh operator.

Oleh sebab itu, lanjutnya, TLKM dan Singtel sebagai pemegang saham mayoritas Telkomsel menyepakati peralihan menara kepada Mitratel. Heri mengatakan proses peralihan terjadi secara adil dan komersil.

Sebagai informasi, Mitratel telah menerima 4.000 menara dari Telkomsel. Hal itu menjadikan perseroan sebagai pemilik menara terbanyak di Indonesia dengan total 28.000 unit.

“Kebanyakan menara yang ditransaksikan berada di luar jawa. Hal ini membuat ekspasi ke luar jawa bagi operator jadi memudahkan dengan mengisi tower Mitratel yang dikelola secara professional,” katanya.

Dia berharap dengan modal yang diterima Mitratel bisa mendominasi bisnis menara. Selain itu dengan berbagi infrastruktur kepada operator lain, Heri menilai bisa membawakan manfaat bagi kedua belah pihak.

“Kami berkomitmen terus menjaga dan meningkatkan kualitas layanan serta produk digital bagi seluruh lapisan masyarakat. Proses ini akan terus berlanjut hingga terciptanya kedaulatan digital Indonesia, yang bisa terwujud apabila sudah meratanya lingkungan digital, terwujudnya masyarakat digital, dan berkembangnya ekonomi digital,” katanya.

Pada semester I/2021, Mitratel membukukan pendapatan nonkonsolidasian sebesar Rp3,2 triliun tumbuh 10,9 persen secara tahunan. Sementara marjin EBITDA juga meningkat menjadi 76,5 persen dari 66,6 persen pada tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper