Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham-Saham yang Menarik Dikoleksi, Bisa Intip Lapis Kedua

Sejumlah saham menarik dikoleksi seiring dengan proyeksi peningkatan IHSG hingga akhir tahun.
Karyawan berada di dekat monito pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (30/1). Bisnis/Nurul Hidayat
Karyawan berada di dekat monito pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (30/1). Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Saham-saham emiten lapis kedua dan ketiga yang bergerak di sektor konstruksi dan properti berpotensi menguat jelang akhir tahun.

Analis Kiwoom Sekuritas Sukarno Alatas mengatakan potensi kenaikan utamanya didorong oleh momentum window dressing. Dia berpendapat momentum tersebut dapat dimanfaatkan oleh para investor.

“Untuk sektor kami lebih menyukai sektor konstruksi dan properti, karena sektornya sedang dalam tren atau akan menjadi uptrend,” katanya kepada Bisnis pada Senin (25/10/2021).

Sukarno menilai sektor tersebut tengah diliputi oleh sentiment positif. Pasalnya pemerintah masih akan memperpanjang insentif PPN hingga akhir tahun. Selain itu dari kondisi suku bunga rendah dapat memberikan kesempatan konsumsi kredit properti berpeluang meningkat.

Satu-satunya katalis negatif bagi pergerakan sektor tersebut hanya peningkatan kasus covid-19. “Untuk strategi jangka pendek lebih baik tunggu dulu atau bisa buy on weakness di area support yang kita anggap kuat,” katanya.

Dia merekomendasikan saham-saham seperti ADHI, PTPP, WTON, WSBP, WEGE, ASRI, dan APLN. Menurutnya, emiten-emiten tersebut berpotensi mengalami kenaikan 10 persen sampai 20 persen dari posisi saat ini.

“Atau kalau turun dulu artinya potensinya lebih tinggi lagi,” jelasnya.

Sementara itu, Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan saham-saham lapis kedua dan ketiga berpotensi naik menjelang akhir tahun. Akan tetapi laju mereka akan menunggu pergerakan dari saham lapis pertama.

“Biasanya window dressing itu mulai dari lapis pertama dulu, setelah mereka jenuh mulai giliran lapis kedua dan ketiga,” katanya kepada Bisnis pada Senin (25/10/2021).

Meski demikian, William melihat saham-saham lapis kedua dan ketiga potensi spike up sepertinya tidak ada. Dia memilih sektor pertamabangan, baja dan juga konsumer sebagai pilihan utama.

Menurutnya dari sisi teknikal ketiga sektor itu mulai menunjukkan sudah menunjukkan reversal. Hal tersebut adalah situasi harga saham bergerak berlawanan arah dari sebelumnya. Situasi reversal saham terjadi jika harga berbalik naik usai menderita tren bearish atau berbalik turun usai harga naik.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper