Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perang Komisi Bikin Bisnis Broker Kian Kompetitif

Terdapat perang komisi di antara perusahaan sekuritas yang dapat menjaring investor baru.
Karyawan melintas di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menggunakan ponsel di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (6/10/2021). Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan melintas di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menggunakan ponsel di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (6/10/2021). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Perang komisi antar Broker untuk menarik nasabah anyar membuat bisnis semakin kompetitif.

Guru Besar Keuangan dan Pasar Modal Universitas Indonesia Budi Frensidy mengatakan terdapat perang komisi di antara perusahaan sekuritas untuk menjaring investor baru.

“Industri ini bukan tidak menarik, tetapi persaingan usaha atau margin sangat kompetitif karena [sekuritas] domestik memberikan komisi yang rendah untuk mendapatkan nasabah baru,” katanya kepada Bisnis, Minggu (24/10/2021)

Menurutnya, sekuritas akan kesulitan jika hanya mengandalkan komisi biaya transaksi. Pasalnya belum tentu nasabah baru tersebut akan melakukan transaksi harian.

Maka dari itu dia berharap regulator dapat mengatur hal tersebut.

“Musti ditetapkan minimum batas bawah brokerage fee jangan sampai demi mendapatkan nasabah banyak tapi mematikan industri secara keseluruhan,” katanya.

Dia berpendapat regulator bisa melakukan itu dengan mencermati pos laba operasional tiap sekuritas. Apabila karena perang tarif pos tersebut menjadi negatif maka perlu sebuah ketepan.

Budi menilai semakin besar pasar dan jumlah investor seharusnya makin menarik masuk anggota bursa. Sebab, jumlah AB sempat lebih dari 100 perusahaan sedangkan jumlah investor tidak sebanyak saat ini. Maka itu dia berharap sekuritas dapat ikut menikmati jumlah investor yang meningkat.

Di sisi lain, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Laksono Widodo menyatakan bila bisnis broker atau sekuritas masih menarik.

“Bisnis sekuritas masih menarik tapi membutuhkan komitmen dan permodalan yang tidak sedikit,” ungkapnya belum lama ini. Modal tersebut, lanjutnya, digunakan untuk pengembangan otomasi dan kebutuhan terhadap bisnis daring.

Meski demikian, Laksono mengakui jika ke depan industri sekuritas akan semakin kompetitif dalam hal persaingan antara sesama. Hal itu terutama didorong oleh pengembangan tekonologi yang semakin mendomninasi.

Adapun ketika ditanya perihal proporsi antara jumlah sekuritas dengan investor, dia menjawab bahwa keduanya akan terus berubah-ubah. Keduanya akan mengikuti kebutuhan pasar dan juga teknologi.

Sebelumnya pun, Laksono menilai bahwa bisnis broker masih potensial karena jumlah rekening efek yang masih rendah.

“Ya [bisnis broker] masih sangat prospektif mengingat jumlah rekening efek yang masih rendah di bandingkan dengan jumlah penduduk. Namun kompetisi di bisnis sekuritas juga semakin meningkat sehingga membutuhkan komitmen dan modal yang cukup besar untuk pengembangan sistem,” katanya.

Maka itu, Laksono optimistis jumlah sekuritas di pasar modal akan terus bertumbuh.

“Jangan lupa ada juga PED [Perusahaan Efek Daerah] yang notabene mirip dengan anggota bursa. PED yang baru berdiri adalah Bank Jabar Sekuritas,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper