Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indeks IDX Health Masih Melempem, Sektor Kesehatan Prospektif?

Kepala Riset Praus Capital Alfred Nainggolan mengungkap saham-saham di sektor kesehatan masih prospektif meskipun IDX Health masih melempem.
RS Siloam Semanggi/siloamhospitals
RS Siloam Semanggi/siloamhospitals

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks IDX Health sejak awal tahun baru menguat tipis, jauh lebih rendah dibandingkan dengan penguatan IHSG. Benarkah saham-saham konstituen indeks emiten di sektor kesehatan masih prospektif?

Secara tahun berjalan atau year to date (ytd), indeks dengan konstituen 22 emiten tersebut mengalami penguatan tipis 0,56 persen ke posisi 1.353,24 dari posisi awal indeks IDX IC ditetapkan di level 1.345.69. Pada perdagangan Jumat (22/10/2021) pekan lalu, indeks tersebut turun 1,29 persen.

Di sisi lain, secara ytd indeks harga saham gabungan (IHSG) sudah menguat 11,12 persen ke level 6.643,74 pada penutupan akhir pekan lalu. Khusus pada hari tersebut, IHSG menguat tipis 0,16 persen.

Kepala Riset Praus Capital Alfred Nainggolan menjelaskan dari sisi proyeksi sektor kesehatan termasuk emiten di dalamnya masih positif sampai akhir tahun dan juga ke depannya.

"Penurunan kasus Covid-19 dan ramainya sektor komoditi, kami nilai hanya sentimen sesaat. Karena kami sangat yakin, performa emiten-emiten di sektor kesehatan masih akan tumbuh di tahun depan," paparnya kepada Bisnis, Minggu (24/10/2021).

Sektor IDX Healthcare terdiri atas 3 subsektor besar, yaitu emiten farmasi, rumah sakit, dan alat kesehatan. Ketiga sub sektor ini masih kendati menghadapi sejumlah tantangan.

Dia menuturkan tantangan utama, yakni dari ketergantungan Bahan baku impor terkhusus untuk emiten farmasi (obat-obatan). Tantangan lainnya, kata Alfred terdapat penyesuaian bisnis terhadap perubahan perilaku masyarakat pasca Pandemi terkhusus aktivitas kesehatan masyarakat.

Adapun, kekuatan distribusi dalam menjangkau pasar di daerah, kondisi geografis Indonesia menjadi tantangan tersendiri bagi pemain di sektor Health untuk bisa menyerap belanja kesehatan masyarakat di daerah.

Selain itu, dia menilai emiten healthcare tidak lagi mengandalkan peningkatan volume untuk pertumbuhan, namun yang paling diharapkan justru inovasi produk baik barang dan jasa yang bisa menghasilkan produk baru.

"Belajar dari Pandemi Covid-19, penting sekali peran R&D dalam menjawab permasalahan di sektor kesehatan dengan produk yang dihasilkan," katanya.

Tantangan-tantangan umum lain diantaranya, efisiensi perusahaan, kemampuan permodalan, kebutuhan SDM karena SDM di sektor kesehatan memiliki kekhususan dibandingkan dengan sektor lainnya dan Indonesia masih sangat kurang dalam hal tersebut.

Di sisi lain, terdapat peluang dari program pemerintah untuk mengurangi produk impor di industri kesehatan dengan membuat pabrik bahan baku dalam negeri.

"Kami sangat positif terhadap alat kesehatan, apalagi dengan keseriusan pemerintah untuk melakukan substitusi produk impor di sektor kesehatan," urainya.

Untuk sub sektor peralatan medis, Praus Capital melihat emiten IRRA sebagai satu-satunya emiten yang memiliki manufacturer di alat kesehatan melalui Oneject.

"Selain alat kesehatan, sektor jasa layanan kesehatan kami nilai juga memiliki pertumbuhan yang tinggi ke depannya, emiten yang kami lihat disini adalah SRAJ, SILO, PRDA," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper