Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga CPO Cetak Rekor Tertinggi, Tembus 5.071 Ringgit

Harga CPO kembali menyentuh level tertinggi yang ketujuh kalinya pada tahun 2021.
Pekerja memindahkan tandan buah segar sawit./Sanjit Das-Bloomberg
Pekerja memindahkan tandan buah segar sawit./Sanjit Das-Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO) berjangka berhasil mencatat rekor harga tertinggi sepanjang sejarah seiring dengan kekhawatiran pasar terhadap penurunan produksi dalam beberapa pekan ke depan.

Berdasarkan data dari Bursa Malaysia pada Kamis (21/10/2021), harga CPO kontrak Januari 2022 berada di level setelmen 5.071 ringgit per ton. Level harga tersebut tercapai pada perdagangan Rabu kemarin dan masih bertahan hingga hari ini.

Salah seorang trader David Ng menyebutkan kenaikan harga pada minyak biji kedelai di Chicago Board of Trade (CBOT) dan minyak mentah juga menopang kenaikan harga CPO.

“Sentimen tetap bullish yang didukung oleh fundamental yang kuat. Sebelumnya level harga CPO tertinggi adalah pada 5.066 ringgit per ton. Kami perkirakan level support CPO berada di 4.900 tinggit dan resistance pada 5.150 ringgit per ton,” jelasnya dikutip dari The Edge Markets.

Sementara itu, Co Founder Palm Oil Analytics Sathia Varqa mengatakan kenaikan harga CPO ini kembali menyentuh level tertinggi yang ketujuh kalinya pada tahun 2021. Menurutnya, hal ini ditopang oleh kenaikan harga minyak biji-bijian, kanola, dan minyak mentah.

“Kekahawatiran pasar terkait jumlah pasokan CPO juga membawa harga CPO ke rekor tertinggi,” jelasnya.

Sementara itu, laporan riset dari CGS-CIMB menyebutkan, kenaikan harga CPO juga ditopang oleh minyak biji kedelai yang semakin dilirik sebagai alternatif bahan bakar biodiesel. CPO berjangka untuk Desember 2021 tercatat naik 1,7 persen pada 5.046 ringgit per ton atau level tertinggi untuk kontrak CPO yang aktif.

“Rata-rata harga CPO pada tahun ini kemungkinan berada di level 4.100 ringgit per ton seiring dengan produksi yang rendah. Produksi CPO Malaysia diprediksi menurun 6 persen menjadi 18 juta ton pada tahun ini,” demikian kutipan riset tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper