Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dana Asing ke Pasar Modal Indonesia Diprediksi Tetap Deras hingga Awal 2022

Prospek aliran dana investor asing ke pasar modal Indonesia akan tetap positif setidaknya hingga awal tahun depan.
Pengunjung melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (22/3/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (22/3/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Aliran dana asing (capital inflow) ke pasar modal Indonesia diyakini akan tetap deras hingga awal tahun mendatang seiring dengan tren kenaikan harga komoditas yang menopang konsumsi domestik dan pertumbuhan emiten.

Senior Vice President Research Kanaka Hita Solvera Janson Nasrial menyebutkan, prospek aliran dana asing ke pasar Indonesia akan tetap positif setidaknya hingga awal tahun depan. Hal ini baik untuk aliran ke pasar saham maupun Surat Utang Negara (SUN).

Ia menjelaskan, sentimen utama yang menopang prospek ini adalah kenaikan harga komoditas yang tengah terjadi. Level harga pada beberapa komoditas seperti CPO dan batu bara yang hampir mencapai level tertinggi sepanjang sejarah membuat prospek konsumsi domestik semakin kuat.

“Korelasi positif antara kenaikan harga komoditas dan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia berada di level yang optimal,” ujarnya saat dihubungi pada Kamis (21/10/2021).

Janson memaparkan, kenaikan harga komoditas akibat krisis energi internasional dipicu oleh minimnya investasi pada sektor minyak dan batu bara. Hal ini mengakibatkan krisis pasokan yang diprediksi akan berlangsung setidaknya hingga 1 tahun ke depan.

“Ini adalah berita bagus untuk potensi pertumbuhan penerimaan emiten-emiten dan juga kenaikan daya beli masyarakat yang ditopang oleh penguatan nilai tukar rupiah,” jelasnya

Lebih lanjut, Janson menambahkan katalis positif ini akan berimbas positif pada sejumlah sektor. Ia mengatakan, tren kenaikan harga komoditas ini terutama akan berdampak baik bagi industri siklikal seperti otomotif, perbankan, ritel, telekomunikasi, dan emiten-emiten di komoditas batu bara dan sawit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper