Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS Melempem, Harga Emas Melejit

Dolar AS yang merosot membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
Emas batangan/Bloomberg
Emas batangan/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas menguat cukup tajam tajam pada akhir perdagangan Rabu (20/10/2021) setelah dolar AS melemah. Kekhawatiran atas kenaikan inflasi dan masalah rantai pasokan meningkatkan daya tarik logam safe-haven ini.

Dilansir Antara, harga emas berjangka untuk kontrak pengiriman Desember di divisi New York Exchange ditutup melonjak US$14,4 dolar AS atau 0,81 persen ke US$1.784,90 per troy ounce. Sehari sebelumnya, Selasa (19/10/2021), emas berjangka terangkat US$4,8 atau 0,27 persen ke US$1.770,50.

Dolar yang merosot membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya. Indeks dolar AS yang melacak pergerakan greenback terhadap mata uang utama lainnya ditutup melemah 0,14 persen atau 0,13 poin ke level 93,60.

Analis pasar senior RJO Futures Bob Haberkorn mengatakan ada kekhawatiran global mengenai apa yang terjadi dengan krisis pasokan dan kurangnya tindakan dari Federal Reserve.

“Dengan rantai pasokan dan masalah inflasi, bagaimana saham akan terus mencapai level tertinggi baru?” ungkap Haberkorn seperti dikutip Antara, Kamis (21/10/2021).

Ia menambahkan bahwa akan ada pelarian ke tempat aset safe haven seperti emas yang akan berlangsung selama beberapa bulan ke depan.

Gubernur Fed Christopher Waller mengatakan pada Selasa (19/10/2021) jika inflasi terus meningkat pada kecepatan saat ini dalam beberapa bulan ke depan, pembuat kebijakan mungkin perlu mengadopsi "respons kebijakan yang lebih agresif" tahun depan.

Emas sering dianggap sebagai lindung nilai inflasi, meskipun pengurangan stimulus dan kenaikan suku bunga mendorong imbal hasil obligasi pemerintah naik, meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Juga mendorong emas, imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang dijadikan acuan mundur setelah mencapai tertinggi lima bulan di awal sesi.

Analis StoneX Rhona O'Connell mengatakan emas akan melihat perubahan dalam kisaran sempit setelah menembus level kunci US$1.800 per troy ounce, menambahkan bahwa risikonya ada pada sisi positif menjelang festival Diwali India dan dengan permintaan yang stabil di China.

Laporan Beige Book Federal Reserve tentang kondisi ekonomi saat ini yang dirilis tak lama setelah emas berjangka ditutup pada Rabu (20/10/2021) mengatakan ekonomi AS tumbuh pada "tingkat sedang hingga moderat", dan mengakui pada saat yang sama bahwa sebagian besar Amerika Serikat melaporkan "harga yang meningkat secara signifikan", memicu inflasi.

Investor juga sedang menunggu indeks manajer pembelian (PMI) manufaktur AS, indikator inflasi lainnya, yang akan dirilis pada Jumat (22/10/2021).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper