Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indocement (INTP) Bersaing Ketat di Jawa Barat, Ini Rekomendasi Sahamnya

Hingga September 2021, basis penjualan semen Indocement turun 2,1 persen secara tahunan karena persaingan yang lebih ketat dengan merek lain.
Proses pemuatan kontainer berisi semen merk tiga roda./indocement
Proses pemuatan kontainer berisi semen merk tiga roda./indocement

Bisnis.com, JAKARTA - Permintaan semen pada September 2021 masih menunjukkan perbaikan, didukung oleh pertumbuhan yang lebih tinggi dari penjualan curah.

Penjualan semen mencapai 6,43 juta ton atau naik 4,1 persen year on year (yoy) dan menghasilkan penjualan sebesar 46,93 juta ton selama sembilan bulan secara yoy.

Analis BRI Danareksa Sekuritas Maria Renata dalam risetnya menyebutkan, meski penjualan semen tumbuh, penjualan emiten semen PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) membukukan pertumbuhan yang lebih rendah karena kehilangan pangsa pasar di Jawa Barat.

"Penjualan INTP pada September sebesar 1,6 juta ton, naik 0,5 persen yoy, menghasilkan penjualan sebesar 11,97 juta ton sepanjang sembilan bulan," tulis Maria, dikutip Rabu (20/10/2021).

Dia melanjutkan, pertumbuhan INTP lebih rendah dari industri karena INTP kehilangan pangsa pasar di Jawa Barat. Basis penjualan INTP turun 2,1 persen yoy karena persaingan yang lebih ketat dari merek lain. Akan tetapi, secara bulanan, penjualan di Jawa Barat naik 4,5 persen.

Adapun penjualan semen INTP di wilayah lainnya tercatat masih stabil, dengan penjualan di Jawa Tengah tumbuh 5,1 persen yoy dan Sumatera tumbuh 15,7 persen yoy.

Sementara selama year to date (ytd), penjualan INTP mencapai 11,97 juta ton atau naik 3,1 persen yoy. Pertumbuhan ini didukung oleh pertumbuhan yang kuat di Jawa Tengah dan Sumatera, karena penjualan di Jawa Barat datar.

"Jawa Tengah menyumbang 25,8 persen dari penjualan. Sedangkan Sumatera menyumbang 11 persen," tuturnya.

BRI Danareksa Sekuritas merekomendasikan untuk mempertahankan beli saham INTP mempertimbangkan volume penjualan yang masih in-line, dengan target price Rp15.400.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Annisa Saumi
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper