Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Selera Risiko Investor Naik Bikin Dolar AS Melemah

Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama rivalnya turun 0,036 persen pada 93,982 pada akhir perdagangan Kamis (14/10/2021) waktu setempat.
Karyawan menunjukan dolar AS di Jakarta, Rabu (25/11/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menunjukan dolar AS di Jakarta, Rabu (25/11/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Dolar AS sedikit lebih rendah pada akhir perdagangan Kamis (14/10/2021) waktu setempat dalam perdagangan yang fluktuatif, setelah menghapus sebagian besar kerugian pada sesi awal.

Mengutip Antara, Jumat (15/10/2021), investor bertaruh bank sentral, Federal Reserve akan mulai mengurangi pembelian asetnya bulan depan dan perhatian beralih ke waktu kenaikan suku bunga.

Greenback telah reli sejak awal September di tengah ekspektasi bank sentral AS akan memperketat kebijakan moneter lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya, di tengah membaiknya ekonomi dan melonjaknya inflasi.

Tetapi dolar berbalik arah pada Rabu (13/10/2021), bahkan setelah risalah pertemuan kebijakan Fed 21-22 September mengkonfirmasi pengurangan stimulus kemungkinan akan dimulai tahun ini dan data menunjukkan bahwa tekanan harga masih memukul konsumen AS.

"Saya pikir apa yang telah kita lihat selama satu atau dua hari terakhir adalah sedikit aksi ambil untung. Saya pikir apa yang telah kita lihat hari ini mungkin merupakan tanda bahwa rebound korektif yang telah kita lihat selama satu atau dua hari terakhir mungkin telah berjalan dengan sendirinya," kata Shaun Osborne, kepala strategi valas di Scotia Capital.

Dia menambahkan, pasar memperkirakan bahwa The Fed akan mulai mengurangi pembelian asetnya pada awal bulan depan, dan penghentian program pembelian obligasi besar-besaran akan terjadi cukup cepat.

"Itu tampaknya akan maju sampai batas tertentu ke arah kapan dan seberapa cepat The Fed akan menaikkan suku bunga, jadi itu potensi positif lainnya untuk dolar," katanya.

Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama rivalnya turun 0,036 persen pada 93,982, setelah naik kembali dari level terendah 10 hari di 93,754 di awal sesi. Pada Selasa (12/10/2021), greenback mencapai tertinggi satu tahun di 94,563.

Euro datar terhadap dolar AS, pada 1,15955 dolar, jatuh dari tertinggi sembilan hari yang dicapai semalam, sementara pound Inggris naik 0,15 persen terhadap dolar, pada 1,36815 dolar.

Kembalinya selera risiko mungkin juga telah mengurangi permintaan untuk safe-haven greenback, dengan pasar ekuitas AS mencatat kenaikan yang solid di tengah pendapatan yang optimis, kata Vassili Serebriakov, ahli strategi valas dan makro di UBS.

Data pada Kamis (14/10/2021) menunjukkan jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun tajam pekan lalu ke level terendah sejak pertengahan Maret 2020.

Dalam laporan lain, Departemen Tenaga Kerja mengatakan indeks harga produsen untuk permintaan akhir naik, tetapi kenaikannya kurang dari perkiraan ekonom yang disurvei oleh Reuters, baik secara bulanan maupun tahun-ke-tahun.

Dolar Australia, yang dipandang sebagai proksi likuid untuk selera risiko, menguat 0,47 persen versus dolar AS di US$0,7414, tertinggi sejak 7 September. Dolar Selandia Baru juga menguat 0,93 persen pada US$0,7030, angka tertinggi dalam 2,5 minggu.

Di tempat lain, mata uang kripto Bitcoin naik 0,13 persen menjadi US$57.451. Bitcoin mencapai tertinggi lima bulan US$58.550 pada awal sesi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper