Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Ditutup Naik, Laba Bank Besar AS di Atas Ekspektasi

Lonjakan S&P 500 dalam sehari merupakan yang terbaik sejak Maret 2021. Kenaikan pasar saham diiringi oleh imbal hasil Treasury US yang turun jauh.
Seorang pelaku pasar tengah memantau pergerakan harga saham di bursa New York Stock Exchange (NYSE), New York, Amerika Serikat./Bloomberg
Seorang pelaku pasar tengah memantau pergerakan harga saham di bursa New York Stock Exchange (NYSE), New York, Amerika Serikat./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat (AS) menguat pada penutupan perdagangan Kamis (14/10/2021) waktu setempat menyusul laporan laba dan pendapatan bank-bank besar yang melampaui ekspektasi.

Berdasarkan data Bloomberg, Jumat (15/10/2021), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melejit 1,56 persen ke level 34.912,56, sementara S&P 500 melesat 1,71 persen ke 4.438,26, sedangkan Nasdaq naik 1,73 persen ke 14.823,43.

Lonjakan S&P 500 dalam sehari merupakan yang terbaik sejak Maret 2021. Kenaikan pasar saham diiringi oleh imbal hasil Treasury US yang turun jauh. Imbal hasil benchmark seri 10 tahun turun di bawah 1,53 persen setelah sempat melampaui 1,62 persen awal pekan ini.

Laporan pendapatan bank besar berlanjut pada Kamis termasuk Bank of America (BAC), Wells Fargo (WFC) dan Morgan Stanley (MS) merilis hasil kuartalan sebelum bel pembukaan perdagangan.

Keuntungan Bank of America melonjak 58 persen dibandingkan tahun lalu menjadi US$7,7 miliar, sebagain besar didorong oleh pelepasan US$1,1 miliar dalam cadangan kredit yang sebelumnya telah disisihkan untuk melindungi potensi gagal bayar pelanggan.

Laba Wells Fargo juga terdongkrak oleh faktor serupa, serta dari peningkatan pendapatan perbankan investasi dan penjualan terkait kartu kredit konsumen. Sementara Morgan Stanley membukukan pendapatan tertinggi di unis bisnis pendapatan tetap dan unit perdagangan saham. Bank mengalami peningkatan dalam bisnis karena aktivitas terkait pasar meningkat selama kuartal III/2021.

Saat musim pendapatan bergulir dalam beberapa minggu mendatang, fokus investor akan tertuju pada komentar perusahaan seputar kenaikan harga, gangguan rantai pasokan, dan tantangan tenaga kerja.

Semua faktor ini telah dilihat sebagai kontribusi terhadap perlambatan pendapatan dibandingkan dengan kuartal kedua. Namun, seberapa lama tantangan ini terbukti, dan perusahaan mana yang pada akhirnya akan paling terpukul oleh faktor-faktor ini, telah menjadi pertanyaan utama bagi investor.

Secara makro, inflasi sudah berlangsung berbulan-bulan di berbagai kantong perekonomian. Indeks Harga Konsumen (CPI) September dari Biro Statistik Tenaga Kerja (BLS) naik 5,4 persen pada September dibandingkan tahun lalu, dengan laju tercepat sejak 2008. Lonjakan harga sewa, bahan makanan, dan energi menunjukkan peningkatan yang sangat mencolok.

Indeks Harga Produsen (PPI) BLS menunjukkan bahwa harga jual untuk produsen meningkat pada tingkat tahunan 8,6 persen pada September, atau tingkat tercepat yang tercatat sejak 2010.

Serangkaian kenaikan inflasi di atas target tahun ini telah mempertanyakan pandangan pejabat bank sentral, The Fed tentang tekanan harga jangka pendek, dan berkontribusi pada kekhawatiran bahwa bank sentral mungkin perlu bertindak lebih cepat dan agresif.

Apa yang kami lihat adalah ekonomi yang terus berjalan panas. Konsumen saat ini masih memiliki tabungan yang tinggi, dan mereka akan menariknya ke bawah. bulan-bulan yang akan datang. Jadi kita benar-benar melihat upah yang lebih tinggi mengalir ke dalam ekonomi ... Kunci yang harus diperhatikan adalah, ketika ekonomi terus pulih, ketika vaksinasi terus meningkat dan bisnis terbuka, apakah tren itu berlanjut,” kata Jeff Klingelhofer, kepala investasi Thornburg Investment Management, kepada Yahoo Finance Live.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg/Yahoo Finance
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper