Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ditanya Bursa, MNC Tegaskan Rencana IPO Anak Usaha di Nasdaq Batal

Anak usaha PT MNC Vision Networks Tbk. (IPTV), PT Asia Vision Network (AVN), mengurungkan rencana mergernya dengan Malaca Straits Acquisition Company (MLAC).
Pemandangan parabola dan kantor PT MNC Vision Network Tbk./mncvision
Pemandangan parabola dan kantor PT MNC Vision Network Tbk./mncvision

Bisnis.com, JAKARTA - PT MNC Vision Networks Tbk. menegaskan rencana merger antara PT Asia Vision Network dan Malaca Straits Acquisition Company batal.

Dalam keterangan manajemen di laman Bursa Efek Indonesia, anak usaha PT MNC Vision Networks Tbk. (IPTV), PT Asia Vision Network (AVN), mengurungkan rencana mergernya dengan Malaca Straits Acquisition Company (MLAC).

Sebagaimana diketahui, MLAC adalah spesial-purpose acquisition company (SPAC) atau perusahaan cangkang yang telah terdaftar di Nasdaq. Batalnya merger ini membuat rencana AVN masuk ke Bursa AS menjadi pupus.

"Keputusan pembatalan merger antara AVN dan MLAC sudah bersifat final," jelas Corporate Secretary MNC Vision Network Muharzi Hasril dalam keterangan tertulis.

Perseroan belum mempertimbangkan adanya kemungkinan lanjutan rencana merger. Pembatalan tidak berdampak terhadap kegiatan operasional dan kinerja keuangan IPTV.

Selain itu, terkait MNC Entertainment Limited yang tadinya didirikan untuk keperluan merger AVN dan MLAC, IPTV akan mempergunakan perusahaan tersebut atau melakukan pembubara, sesuai rencana perseroan.

Sebelumnya, Dilansir dari US Securities and Exchange Commision, Direktur Utama IPTV Ade Tjendra mengatakan, pihaknya kecewa tidak bisa menyelesaikan transaksi ini seperti yang direncanakan.

"Kami telah bekerja sama selama beberapa bulan terakhir dengan MLAC, dan meskipun kami kecewa karena tidak menyelesaikan transaksi ini seperti yang direncanakan, kami percaya ini adalah keputusan yang benar, yang dicapai secara damai oleh kedua belah pihak," kata Ade, dikutip Minggu (19/9/2021).

Sementara itu, Chief Executive Officer MLAC Kenneth Ng menuturkan, berbagai keadaan tak terduga di luar kendali salah satu pihak menghalangi rencana ini.

"Oleh karena itu, kami menyimpulkan bersama dengan AVN, kepentingan terbaik kedua belah pihak untuk mengakhiri perjanjian kombinasi bisnis kami," ujar dia.

Muharzi Hasril menjelaskan, transaksi merger AVN dan MLAC telah dilakukan sejak semester II/2020. Ketika itu, transaksi SPAC sangat diminati investor di Nasdaq.

"Namun, memasuki 2021 banyak sekali transaksi SPAC di Nasdaq yang berpengaruh terhadap valuasi. Transaksi SPAC dianggap overcrowded," ujar dia dalam keterangan ke Bursa Efek Indonesia.

Hal tersebut membuat harga saham MLAC berada di bawah nilai nominal US$10 per saham. Kemudian, setelah melalui berbagai roadshow, MLAC dan AVN sepakat untuk tidak melanjutkan transaksi.

"Hal lain yang melatarbelakangi keputusan di atas adalah makin bergairahnya investor di BEI, terhadap perusahaan yang bergerak di bidang digital termasuk fokus bisnis AVN," ucap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Annisa Saumi
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper