Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Imbal Hasil Obligasi AS Terangkat Data Ekonomi, Harga Emas Turun ke US$1.759

Klaim awal pengangguran mingguan AS yang menurun menjelang data pekerjaan bulanan akhir pekan ini, mendorong imbal hasil obligasi pemerintah AS lebih tinggi.
Ilustrasi emas batangan/ Bloomberg
Ilustrasi emas batangan/ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas dunia terpantau melemah pada akhir perdagangan Kamis (7/10/2021).

Penurunan harga emas tersebut disebabkan oleh klaim awal pengangguran mingguan AS yang menurun menjelang data pekerjaan bulanan akhir pekan ini, mendorong imbal hasil obligasi pemerintah AS lebih tinggi dan memicu spekulasi bahwa Federal Reserve (Fed) AS akan segera mulai mengurangi dukungan ekonominya.

Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, turun US$2,6 atau 0,15 persen, menjadi US$1.759,20 per ounce. Sehari sebelumnya, Rabu (5/10/2021), emas berjangka naik US$0,9 atau 0,05 persen menjadi US$1.761,80 per ounce.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Kamis (7/10/2021) bahwa klaim pengangguran mingguan baru AS untuk pekan yang berakhir 2 Oktober turun 38.000 menjadi 326.000 orang, lebih baik dari yang diperkirakan.

Jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun paling banyak dalam tiga bulan pekan lalu, menunjukkan pemulihan pasar tenaga kerja mendapatkan kembali momentum setelah perlambatan baru-baru ini.

"Laporan itu membantu mendorong imbal hasil obligasi naik dan sedikit reli di pasar saham AS, menekan emas," kata Analis Senior Kitco Metals, Jim Wyckoff, seperti dilansir Antara, Jumat (8/10/2021).

Pengurangan stimulus dan tingkat suku bunga yang lebih tinggi mengangkat imbal hasil obligasi, yang diterjemahkan ke dalam peningkatan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

"Juga, batas utang AS kemungkinan didorong hingga Desember. Jadi, itu adalah efek menenangkan di pasar, bullish untuk saham dan bearish untuk emas," Wyckoff menambahkan.

Dolar sedikit melemah dari mendekati level tertinggi satu tahun, didukung oleh kekhawatiran inflasi yang masih ada dan ekspektasi bahwa the Fed harus bertindak lebih cepat untuk menormalkan kebijakan.

Sementara emas secara tradisional dianggap sebagai lindung nilai inflasi, dolar yang lebih kuat membuatnya lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Laporan kuat pekerjaan swasta pada September menjelang angka pekerjaan resmi pada Jumat waktu setempat juga mendorong spekulasi bahwa Fed dapat segera melakukan pengurangan pembelian obligasinya.

Analis Julius Baer, Carsten Menke, mengatakan mengingat rekor tertinggi jumlah posisi pekerjaan terbuka di Amerika Serikat, kejutan positif pada data penggajian non-pertanian (NFP) harus disesuaikan untuk pasar emas tanpa menyebabkan aksi jual besar-besaran.

Harga logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 12,6 sen atau 0,56 persen, menjadi US$22,658 per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik US$8,1 atau 0,83 persen, menjadi ditutup pada US$985,3 per ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper