Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Tower Bersama (TBIG) Diperkirakan Bakal Cemerlang, Ini Target Sahamnya

Tower Bersama secara strategis telah mendapatkan pemasukam signifikan dari emiten grup Sinarmas lain yaitu PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN).
Presiden Direktur PT Tower Bersama Infrastructure Tbk, Herman Setya Budi (kiri) didampingi Direktur Helmy Yusman Santoso memberikan penjelasan, usai RUPST di Jakarta, Selasa (21/5/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat
Presiden Direktur PT Tower Bersama Infrastructure Tbk, Herman Setya Budi (kiri) didampingi Direktur Helmy Yusman Santoso memberikan penjelasan, usai RUPST di Jakarta, Selasa (21/5/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) diperkirakan bakal cemerlang seiring penambahan jumlah aset menara telekomunikasinya. 

Analis Ciptadana Sekuritas Asia Gani mengatakan perseroan secara agresif telah menambah jumlah menara. Perseroan mengakuisisi 3.000 menara milik Grup Sinarmas yaitu PT Inti Bangun Sejahtera Tbk. (IBST) dengan nilai transaksi mencapai Rp3,97 triliun.

Selain itu, perseroan secara organik juga menambah 319 menara sepanjang tahun ini. Hal itu membuat total menara perseroan mencapai 19.598 unit dengan jumlah tenant 37.121.

Menurut Gani setelah membayar akuisisi menara, utang bersih TBIG naik menjadi Rp27 triliun pada kuartal II/2021. Rasio utang bersih terhadap EBITDA tahunan meningkat dari 4,4 kali menjadi 4,8 kali pada kuartal yang sama.

“Masih pada tingkat wajar yang kami yakini karena perjanjiannya adalah 6,25 kali. Kami menaikkan target menjadi Rp4.500 per saham untuk mencerminkan penilaian,” ungkapnya dalam riset dikutip pada Kamis (7/10/2021).

Gani menambahkan perseroan secara strategis telah mendapatkan pemasukam signifikan dari emiten grup Sinarmas lain yaitu PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN). Pendapatan dari FREN mencapai Rp183 miliar pada kuartal II/2021, naik 73,8 persen secara kuartalan.

Hal itu membuat kontribusi pendapatan dari FREN naik dari 7,4 persen pada kuartal I/2021 menjadi 11,8 persen pada kuartal II/2021. “Kami pikir ini strategis bagi TBIG karena ini akan memperkuat hubungan dengan FREN, salah satu yang paling yang ekspansif akhir-akhir ini,” katanya.

Belum lagi tower yang baru diakuisisi ini dapat juga membuka peluang untuk menjual kolokasi ke operator lain karena terletak di lokasi strategis dalam lokasi grup Sinarmas.

Sementara itu, Analis Henan Putihrai Steven Gunawan bahkan merevisi target harga dari sebelumnya Rp3.120 menjadi Rp3.300. Menurutnya kinerja yang baik selama semester I/2021 telah di luar ekspektasi.

Pasalnya, pada paruh pertama EBITDA TBIG naik 16,7 persen YoY menjadi Rp2,55 triliun. Level itu mencerminkan 48 persen dibadingkan dengan perkiraan kami sebelumnya 15,3 persen. Margin EBITDA naik menjadi 85,8 persen dari 84,7 persen pada semester I/2020. Return on Equity (ROE) juga meningkat menjadi 7,2 persen dari 5,5 persen.

“Oleh karena itu, kami meningkatkan status TBIG dengan peringkat beli dari sebelumnya tahan,” katanya.

Dia memperkirakan tahun ini, pendapatan perseroan bakal menyentuh Rp6,16 triliun dengan laba bersih mencapai Rp1,41 triliun.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper