Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bareksa Rekomendasikan Reksa Dana Dolar AS Berbasis New Economy, Ini Sebabnya

Kebijakan pembatasan sosial oleh pemerintah berbagai negara, termasuk Indonesia, telah mendorong perubahan perilaku masyarakat dalam bertransaksi ke era new economy.
ilustrasi investasi reksa dana
ilustrasi investasi reksa dana

Bisnis.com, JAKARTA – Reksa dana dolar AS yang berbasis sektor teknologi dapat menjadi pilihan investasi seiring dengan prospeknya yang positif dan ketahanannya di tengah pergeseran perilaku masyarakat yang mendukung sektor new economy.

Menurut Direktur Bareksa Prioritas Ricky Rachmatulloh, kebijakan pembatasan sosial oleh pemerintah berbagai negara, termasuk Indonesia, telah mendorong perubahan perilaku masyarakat dalam bertransaksi ke era new economy. Mayoritas transaksi masyarakat mulai dilakukan berbasis teknologi.

Hal tersebut terbukti dengan naiknya transaksi e-commerce yang melesat 63 persen secara tahunan pada semester I/2021 menjadi Rp186,75 triliun. Transaksi digital banking juga melonjak 39 persen menjadi Rp17,901 triliun.

“Hal ini turut mendorong lonjakan saham sektor teknologi di Bursa Efek Indonesia hingga 500 persen sejak awal tahun,” ujar Ricky dikutip dari keterangan resmi, Rabu (6/10/2021).

Ia melanjutkan, mayoritas saham berbasis teknologi seperti telekomunikasi dan bank digital membukukan keuntungan yang signifikan. Kemudian penawaran umum perdana saham (IPO) perusahaan ecommerce seperti PT Bukalapak Tbk (BUKA) dan rencana IPO GoTo (hasil merger Gojek & Tokopedia) yang diproyeksikan dapat mendongkrak valuasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Ricky mengatakan, di tengah tingginya ketidakpastian ekonomi serta volatilitas pasar, investor dengan profil risiko agresif dan moderat-agresif disarankan agar jeli melihat situasi.

“Hingga 28 September, aliran dana asing sebesar Rp6 triliun selama sebulan terakhir masuk ke saham-saham berkapitalisasi besar” lanjutnya.

Seiring dengan hal tersebut, Research Analyst Jagartha Advisors, Putra Yudhatama, mengatakan, reksa dana dolar AS dapat menjadi pilihan investor untuk menaruh dananya. Salah satu sentimen yang menopang daya tarik jenis reksa dana ini adalah rendahnya suku bunga acuan AS.

Selain itu, daya tarik reksa dana dolar AS juga didukung oleh perubahan perilaku masyarakat. Ia menjelaskan, pergeseran gaya hidup ke arah New Economy seiring adaptasi gaya hidup baru pascapandemi semakin meningkatkan daya tahan sektor-sektor terkait.

“Hal ini membuat sektor teknologi lebih tahan ketika tapering diberlakukan dibandingkan sektor siklikal,” jelasnya.

Sementara itu, Ricky memprediksi pasar obligasi juga masih akan berfluktuasi, terutama untuk obligasi pemerintah tenor panjang yang lebih sensitif terhadap kondisi ekonomi.

“Investor dengan profil risiko moderat dapat mempertimbangkan diversifikasi ke reksa dana pendapatan tetap berbasis obligasi korporasi dengan rating baik,” dia menambahkan.

Berdasarkan daftar reksa dana di Bareksa, Hingga 31 Agustus 2021, posisi 10 besar reksa dana dolar AS imbalan tertinggi setahun terakhir ditempati reksa dana saham dengan portofolio saham-saham sektor teknologi.

Reksa dana Manulife Greater Indonesia Fund yang dikelola PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) berhasil mencetak imbalan tertinggi yakni 63,39 persen, dengan porsi saham teknologi & informasi 15,5 persen. Portofolio investasi reksadana ini menurut fund fact sheet Juli 2021, di antaranya saham ARTO, BBCA, BMRI, DMMX, MCAS, MPPA, MDKA, MLPL, TLKM dan TBIG.

Kemudian, reksa dana Schroder Global Sharia Equity Fund milik PT Schroder Investment Management Indonesia yang berhasil mencetak imbalan 21,63 persen, juga menggenggam saham teknologi. Yakni saham Adobe Inc, Alphabet Inc, American Tower REIT Corp, ASML Holding, Estee Lauder Inc, Intuit Inc, Link REIT, Nestle SA, Relx Plc, dan Salesforce.com Inc.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper