Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga CPO Mendidih, Mahkota Group (MGRO) Fokus Gapai Target Akhir Tahun

MGRO menargetkan produksi CPO dan produk turunannya sebesar 522 ribu ton serta pendapatan sebesar Rp6 triliun pada tahun ini.
Presiden Direktur PT Mahkota Group Tbk. Usli Sarsi (kanan) memberikan paparan saat berkunjung ke Wisma Bisnis Indonesia, di Jakarta, Senin (3/9/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan
Presiden Direktur PT Mahkota Group Tbk. Usli Sarsi (kanan) memberikan paparan saat berkunjung ke Wisma Bisnis Indonesia, di Jakarta, Senin (3/9/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten perkebunan sawit PT Mahkota Group Tbk. (MGRO) tidak akan melakukan revisi target produksi dan pendapatan akhir tahun di tengah reli harga minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO).

Sekretaris Perusahaan Mahkota Group Elvi mengatakan, produksi CPO dan produk turunannya telah mencapai 406.881 ton hingga Agustus 2021. Jumlah tersebut naik 96 persen dibandingkan produksi pada Agustus 2020 sebesar 206.953 ton.

“Lonjakan produksi ini terjadi karena pabrik refinery kami telah beroperasi secara penuh,” katanya saat dihubungi Bisnis pada Rabu (6/10/2021).

Elvi mengatakan, pihaknya tidak akan melakukan revisi target menyusul reli harga CPO yang terjadi belakangan ini. MGRO tetap menargetkan produksi CPO dan produk turunannya sebesar 522 ribu ton dan pendapatan sebesar Rp6 triliun.

Guna mencapai target tersebut, MGRO melakukan beberapa langkah, salah satunya dengan memperluas pasar ekspor. Selain itu, perusahaan juga terus menjaga pasokan bahan baku produksi serta mengoperasikan pabrik dengan kapasitas penuh.

Sebelumnya, Direktur Utama MGRO Usli Sarsi mengatakan, pihaknya menargetkan dapat membukukan penjualan sebesar Rp6 triliun pada akhir 2021 dengan margin sekitar 2,5 persen hingga 5 persen.

MGRO juga menargetkan kontribusi ekspor produk CPO di akhir tahun ini dapat mencapai 50 persen dari total penjualan.

“Kami akan terus melanjutkan pengembangan sektor hilirisasi kelapa sawit dan mencari pasar ekspor baru,” jelasnya.

Usli memaparkan, pihaknya terus mencari ceruk pasar ekspor yang potensial untuk produk-produk hilir CPO seperti refined, bleached and deodorized palm oil (RBDPO) dan olein. Pasalnya, kehadiran kebijakan pengurangan bea ekspor untuk produk hilir sawit akan menguntungkan bagi margin MGRO.

Beberapa negara yang dipertimbangkan perusahaan adalah negara-negara berkembang dengan kebutuhan produk-produk CPO seperti Pakistan dan Sri Lanka. Ia menambahkan, pihaknya belum melirik pasar Eropa mengingat beberapa isu terkait produk sawit yang dapat berimbas negatif bagi perusahaan.

“Kami juga sedang mencoba untuk memasuki pasar di China karena potensinya yang sangat besar,” imbuhnya.

Adapun, sejauh ini MGRO telah mengekspor produk-produknya ke sejumlah negara di kawasan Asia dan Afrika seperti Korea Selatan, Malaysia, Mesir, dan India.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper