Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Usai Merger, Spektrum Indosat (ISAT) Bakal Dekati Telkom (TLKM)

Entitas yang digabungkan akan menjadi operator telekomunikasi terbesar kedua di Indonesia dengan perkiraan pendapatan tahunan Rp42 triliun.
Warga beraktivitas di gerai Indosat Ooredoo, Jakarta, Rabu (16/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Warga beraktivitas di gerai Indosat Ooredoo, Jakarta, Rabu (16/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – PT Indosat Tbk. (ISAT) akan menjadi emiten telekomunikasi terbesar kedua di Indonesia dengan spektrum 72,5 MHz setelah merger dengan Tri.

Tim riset RHB Sekuritas menyatakan entitas yang digabungkan akan menjadi operator telekomunikasi terbesar kedua di Indonesia dengan perkiraan pendapatan tahunan Rp42 triliun. Tim berpendapat merger akan menghasilkan penghematan biaya  dari infrastruktur yang saling melengkapi.

“Kombinasi aset juga harus memungkinkan perusahaan yang digabungkan untuk mendapatkan keuntungan dari biaya dan sinergi belanja modal serta memberikan imbal hasil yang kreatif kepada seluruh pemangku kepentingan,” sebut tim dikutip pada Selasa (21/9/2021).

Sebagai informasi, PT Hutchinson 3 Indonesia (H3I) memiliki spektrum 10 MHz pada pita 1800 MHz dan 15 MHz pada pita 2100MHz. Dengan asumsi retensi spektrum penuh, entitas yang digabungkan bisa memiliki lebar spektrum 72,5 MHz. Terbesar kedua di negara ini, tetapi masih jauh dari 102.5MHz milik emiten plat merah TLKM.

Tim riset menyematkan status netral bagi ISAT dengan target harga Rp7.000 per saham. Selain itu usai merger, operator telekomunikasi berwarna kuning itu akan digawangi oleh kapten dari masing-masing entitas.

Vikram Sinha yang menduduki Chief Operating Officer akan menjadi Chief Executive Officer yang baru. Sementara Chief Financial Officer CK Hutchinson Holdings Nicky Lee akan menjadi Chief Financial Officer. Adapun CEO yang menjabat sekarang di ISAT dan H3I diperkirakan bakal naik menjadi dewan komisaris.

Sementara itu, Analis Ciptadana Sekuritas Asia Gani mengatakan kesepakatan merger keduanya bernilai US$3,54 miliar atau setara Rp51,33 triliun. Dia merekomendasikan beli ISAT dengan target harga Rp8.650 per saham.

Sebagaimana diketahui kedua induk entitas telah menyetujui merger pada 16 September lalu. Kesepakatan tersebut juga menyetujui bahwa H3I akan menerima saham baru 2,62 miliar. Jumlah itu setara dengan 32,6 persen dari saham perusahaan merger.

H3I menerima saham secara pro-rata terhadap besarnya kepemilikan sebelum merger dengan faktor konversi yang dihitung berdasarkan rumus tertentu. Yaitu jumlah saham perusahaan penerima penggabungan yang disepakati akan diterbitkan kepada pemegang saham H3I saat merger selesai dengan jumlah saham yang diterbitkan dalam H3I segera sebelum merger.

Setelah merger selesai H3I akan dibubarkan demi hokum. Selain itu, manajemen ISAT mengklaim merger akan menimbulkan efisiensi operasional, efisiensi ekonomi dan pengurangan biaya.

Manajemen menyatakan tanggal efektif penggabungan adalah 1 Desember 2021, kecuali ditangguhkan oleh Indosat karena keterlambatan izin OJK atau persetujuan peraturan lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper