Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kebutuhan Tinggi, Investor Masih Buru Obligasi Ritel Hingga Akhir Tahun

Tingginya minat investor ritel untuk berinvestasi terlihat dari pemesanan SR015 yang mencapai Rp27 triliun.
Ilustrasi Sukuk Ritel SR13/Instagram @djpprkemenkau
Ilustrasi Sukuk Ritel SR13/Instagram @djpprkemenkau

Bisnis.com, JAKARTA – Minat terhadap obligasi ritel diyakini akan tetap terjaga hingga akhir tahun seiring dengan tingginya kebutuhan investor untuk instrumen yang aman dan menguntungkan.

Senior Economist Samuel Sekuritas Fikri C. Permana mengatakan jumlah penjualan SR015 yang mencapai Rp27 triliun merupakan hal positif untuk pasar obligasi ritel Indonesia. Hal tersebut menandakan masih tingginya minat investor ritel untuk berinvestasi.

“Hasil ini sangat bagus untuk semua pihak. Untuk Kementerian Keuangan, suku bunganya akan kompetitif, sementara bagi para investor mereka mendiversifikasi portofolio dan juga melakukan manajemen risiko,” jelasnya saat dihubungi pada Kamis (14/9/2021).

Menurut Fikri, minat investor terhadap obligasi ritel masih akan terjaga sepanjang tahun ini. Hal ini seiring dengan tingkat loan to deposit ratio (LDR) yang masih rendah berimbas pada melimpahnya likuiditas domestik.

Kendati demikian, prospek ini juga dibayangi oleh potensi kenaikan persepsi risiko Indonesia. Fikri mengatakan, pasar masih terus mencermati risiko tapering off yang akan dilakukan oleh The Fed.

Menurutnya, apabila pemerintah dapat menawarkan kupon yang kompetitif serta menjaga inflasi di level yang optimal, maka permintaan investor terhadap obligasi ritel akan tetap tinggi hingga akhir tahun ini.

“Tetapi hal tersebut juga harus diikuti dengan persepsi risiko yang terjaga pada level yang rendah,” katanya.

Secara terpisah, Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto menuturkan, minat investor terhadap obligasi ritel akan tetap tinggi hingga akhir tahun. Hal tersebut seiring dengan masih tingginya kebutuhan investor ritel untuk menaruh dananya pada instrumen yang aman.

Ramdhan menambahkan, tren suku bunga rendah yang masih akan berlanjut hingga akhir 2021 menjadi kesempatan investor untuk mendapatkan instrumen yang aman dan return yang optimal.

Ia memprediksi, obligasi ritel yang belum ditawarkan pada tahun ini masih dapat membukukan penjualan diatas Rp20 triliun. Meski demikian, jumalh penjualan ini kemungkinan besar hanya dapat dibukukan oleh obligasi ritel yang dapat diperdagangkan (tradeable).

“Mungkin seri-seri seperti ORI masih dapat tembus Rp20 triliun, kalau seperti Sukuk Tabungan atau Savings Bond Ritel (SBR) akan sulit mencapai kisaran itu karena sifatnya non tradeable,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper