Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Berakhir di Zona Merah, BMRI & BUKA Masih Jadi Favorit Asing

Sebanyak 256 saham menguat, 255 saham merah, dan 149 saham stagnan.
Siluet karyawan di dekat layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (13/6/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat
Siluet karyawan di dekat layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (13/6/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan di teritori negatif pada hari ini, Rabu (15/9/2021)

IHSG melemah 0,31 persen atau 18,86 poin ke level 6.110,22. Sebanyak 256 saham menguat, 255 saham merah, dan 149 saham stagnan.

Kapitalisasi pasar parkir di level Rp7.482,34 triliun. Investor asing tercatat membukukan net foreign buy di seluruh pasar senilai Rp73,27 miliar.

Saham PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) diborong asing Rp117,4 miliar, saham PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) diborong Rp116,1 miliar, dan saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (TLKM) dibeli Rp77,7 miliar.

Sementara itu saham-saham yang dilepas asing antara lain PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) senilai Rp40,9 miliar, saham PT XL Axiata Tbk. (EXCL) senilai Rp29,8 miliar, dan saham PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk. (INKP) diobral asing senilai Rp25,6 miliar.

Adapun, jajaran top gainers diisi oleh PT Arkha Jayanti Persada Tbk (ARKA) yang melesat 34 persen, saham PT Cahaya Bintang Medan Tbk. (CBMF) naik 34 persen, dan saham PT Megalestari Epack Sentosaraya Tbk. (EPAC) juga melejit 34 persen.

Lebih lanjut, jajaran top losers dihuni oleh PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk. (SBMA), PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI), dan PT WEHA Transportasi Indonesia Tbk. (WEHA). Masing-masing anjlok 6,80 persen, 6,72 persen, dan 6,35 persen.

Sebelumnya, Head of Research Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi Taulat menuturkan bursa saham Asia berpotensi tertekan pada perdagangan hari ini setelah mayoritas indeks saham di Wallstreet tergelincir semalam. Pelemahan bursa AS terjadi di tengah kekhawatiran pertumbuhan ekonomi yang melambat dari laporan inflasi AS di bawah ekspektasi.

Inflasi AS yang rilis di bawah ekspektasi pada Agustus menambah ketidakpastian langkah the Fed dalam pemangkasan stimulus dapat mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil atau justru menjadi penghambat.

Dari Asia, investor menunggu data ekonomi yang kemungkinan akan menunjukkan tekanan akibat wabah Covid-19 dan investor juga memantau pembatasan peraturan Beijing. Secara sentimen IHSG berpotensi alami tekanan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper