Bisnis.com, JAKARTA – Sederet calon emiten dari sektor perusahaan rintisan (startup) berpeluang menggelar penggalangan dana melalui penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) pada tahun depan.
Misalnya saja, entitas hasil merger Gojek dan Tokopedia alias GoTo dikabarkan bakal melakukan IPO pada 2022.
Selain GoTo, dua nama perusahaan yang terafiliasi dengan Grup Djarum juga ingin melakukan IPO pada 2022. Kedua startup tersebut adalah Blibli.com dan Tiket.com. Adapun startup lainnya yang bakal menyusul adalah RUN System, Dekoruma, dan juga Tani Hub.
Sekadar informasi, lima dari enam perusahaan yang berencana melakukan IPO tersebut masih belum berstatus unicorn alias masih berstatus centaur. Sebab, mereka masih memiliki valuasi kurang dari US$1 miliar.
Centaur adalah kategori startup dengan valuasi US$100 juta—US$999 juta. Dalam laporan DSInnovate Startup Report pada 2019, tercatat ada 27 centaur dari perusahaan rintisan yang berbasis di Indonesia. Adapun, pada 2020 meningkat menjadi 43 startup.
Adapun, meski sejumlah startup menyatakan berani untuk melangkah ke bursa, akankah aksi korporasi tersebut dapat berjalan mulus di tengah pasar yang masih dibayangi potensi volatilitas yang tinggi menghadapi sejumlah tekanan ketidakpastian? Apalagi, terdapat potensi risiko dari tapering off yang berlanjut pada tahun depan, sehingga dapat memengaruhi sentimen dari investor asing.