Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Semester I/2021, Pendapatan Surya Semesta (SSIA) Masih Melempem

Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2021, emiten dengan kode saham SSIA ini membukukan pendapatan senilai Rp870,97 miliar.
Salah satu sudut di kawasan industri Suryacipta, Karawang. Kawasan industri ini dikelola oleh PT Suryacipta Swadaya, anak usaha PT Surya Semesta Internusa Tbk./suryacipta.com
Salah satu sudut di kawasan industri Suryacipta, Karawang. Kawasan industri ini dikelola oleh PT Suryacipta Swadaya, anak usaha PT Surya Semesta Internusa Tbk./suryacipta.com

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pengembang lahan industri PT Surya Semesta Internusa Tbk. membukukan penurunan pendapatan yang menyebabkan rugi bertambah banyak pada semester I/2021.

Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2021, emiten dengan kode saham SSIA ini membukukan pendapatan senilai Rp870,97 miliar.

Realisasi itu turun 40,57 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp1,46 triliun.

Rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pun makin dalam menjadi Rp190,82, dari sebelumnya rugi Rp122,90 miliar.

Adapun, EBITDA turun 152,5 persen menjadi minus Rp24,5 miliar dari sebelumnya Rp46,5 miliar akibat tekanan EBITDA perhotelan sebesar 58,1 persen.

Posisi kas SSIA hingga akhir Juni 2021 mencapai Rp1,06 triliun atau naik 32,8 persen dari posisi akhir kuartal I/2021 sekitar Rp799,5 miliar. Kenaikan ini ditopang oleh pinjaman tahap kedua dari International Finance Corporation (IFC) senilai US$45 juta.

Dari pos aset, total aset tercatat naik 3,29 persen sejak awal tahun menjadi Rp7,87 triliun. Jumlah ekuitas berkurang 4,28 persen menjadi Rp4,04 triliun dan liabilitas bertambah 66,80 persen menjadi Rp1,06 triliun.

VP Head of Investor Relations Surya Semesta Erlin Budiman mengatakan penurunan pendapatan utamanya disebabkan koreksi pendapatan dari jasa konstruksi yang turun 42,66 persen year-on-year (yoy) menjadi Rp648,86 miliar dan pendapatan hotel yang turun 54,08 persen yoy menjadi Rp69,96 miliar.

“Sementara itu, pendapatan segmen bisnis properti SSIA turun sekitar 16,2 persen,” tulis Erlin dalam siaran pers, dikutip Senin (6/9/2021).

Untuk segmen properti, Erlin menunjukkan permintaan lahan industri perseroan secara konsisten datang dari industri otomotif, logistik, makanan, kimia, dan barang konsumsi. Selain itu, terdapat pula kenaikan permintaan dari sektor pusat data dan industri berteknologi tinggi lainnya.

SSIA optimistis segmen kawasan industri ini akan bergerak kembali pulih seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih ekspansif pascapandemi.

Sedangkan segmen konstruksi yang dijalankan anak usaha SSIA yaitu PT Nusa Raya Cipta Tbk. membukukan penurunan pendapatan 42,1 persen secara tahunan menjadi Rp656,7 miliar.

Selanjutnya, segmen perhotelan yang masih terkendala pembatasan perjalanan membuat pendapatan kurang maksimal. 

“Untuk segmen bisnis perhotelan, perjalanan masih panjang untuk kembali normal. Dengan bergantung pada wisatawan domestik, tidak akan bisa mengembalikan keadaan seperti semula,” tulis Erlin.

Dengan demikian, perseroan terus berinovasi untuk menghasilkan pendapatan dengan harapan program vaksinasi pemerintah dapat mempercepat pemulihan kondisi ekonomi dan pariwisata khususnya di Bali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper