Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Indofarma (INAF) Bugar Semester I/2021, Apa Resepnya?

Indofarma berbalik untung setelah rugi sepanjang semester pertama tahun lalu.
Melalui Yayasan BUMN untuk Indonesia, Menteri BUMN Erick Thohir bersama Sekretaris Kementerian BUMN Susyanto menyerahkan secara simbolis Mobile Diagnostic Real Time PCR dari PT Indofarma Tbk kepada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Jakarta (16/11/2020). /Indofarmarn
Melalui Yayasan BUMN untuk Indonesia, Menteri BUMN Erick Thohir bersama Sekretaris Kementerian BUMN Susyanto menyerahkan secara simbolis Mobile Diagnostic Real Time PCR dari PT Indofarma Tbk kepada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Jakarta (16/11/2020). /Indofarmarn

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten farmasi BUMN, PT Indofarma Tbk. (INAF), mencetak pendapatan yang melejit sepanjang semester I/2021.

Berdasarkan laporan keuangan yang tidak diaudit per 30 Juni 2021, dikutip Minggu (5/9/2021), emiten bersandi INAF ini mencatatkan pendapatan Rp849,32 miliar naik 89,87 persen dibandingkan dengan semester pertama 2020 yang sebesar Rp447,29 miliar.

Penjualan yang melejit membuat beban pokok penjualan turut terkerek menjadi Rp522,48 miliar dari posisi Rp327,87 miliar, sehingga laba bruto INAF turut melejit menjadi Rp326,84 miliar dari posisi Rp119,42 miliar.

Beban penjualan juga meningkat menjadi Rp87,25 miliar dari posisi Rp60,12 miliar. Sementara itu, beban umum dan administrasi juga meningkat menjadi Rp67,97 miliar dari posisi Rp47,62 miliar. INAF juga mencatatkan kerugian lain-lain sebesar Rp139,4 miliar dari posisi keuntungan lain-lain Rp4,63 miliar.

Dengan begitu, perseroan mencatat laba usaha Rp32,21 miliar naik dari Rp16,31 miliar. Dengan demikian, sepanjang semester I/2021 INAF mencatat berbalik laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp977,78 juta dari posisi rugi Rp4,66 miliar.

Di sisi lain, jumlah liabilitas perseroan tercatat meningkat menjadi Rp1,51 triliun per 30 Juni 2021 dari posisi Rp1,28 triliun per akhir Desember tahun lalu.

Rinciannya, liabilitas jangka pendek meningkat menjadi Rp1,08 triliun dari Rp836,75 miliar, sementara liabilitas jangka panjang turun menjadi Rp438,39 miliar dari posisi Rp446,25 miliar.

Jumlah ekuitas perseroan tercatat naik tipis menjadi Rp431,29 miliar per 6 bulan 2021 dibandingkan dengan Rp430,32 miliar per akhir tahun 2020.

Adapun, jumlah aset perseroan tercatat meningkat menjadi Rp1,95 triliun per semester pertama 2021 dibandingkan dengan Rp1,71 triliun per akhir tahun lalu.

Rinciannya, jumlah aset lancar meningkat menjadi Rp1,34 triliun dari Rp1,13 triliun, sementara jumlah aset tidak lancar naik menjadi Rp608,15 miliar dari Rp578,6 miliar.

Posisi kas dan setara kas akhir periode tercatat Rp117,96 miliar per 30 Juni 2021 naik dari Rp51,45 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper