Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Merdeka Copper Gold (MDKA) Merosot 84,6 Persen, Kok Bisa?

Pendapatan MDKA pada semester pertama bersumber dari pendapatan logam mulia dari Tambang Emas Tujuh Bukit yang mencapai US$85 juta.
Kondisi hutan Tumpang Pitu Banyuwangi yang menjadi area konsensi tambang emas oleh PT Bumi Suksesindo yang merupakan anak usaha PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA). JIBI/Bisnis-Peni Widarti
Kondisi hutan Tumpang Pitu Banyuwangi yang menjadi area konsensi tambang emas oleh PT Bumi Suksesindo yang merupakan anak usaha PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA). JIBI/Bisnis-Peni Widarti

Bisnis.com, JAKARTA – PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) mencatatkan pelemahan kinerja pada semester I/2020, jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu. Namun, emiten Grup Saratoga ini mengalami peningkatan secara kuartalan. 

Pada laporan keuangan MDKA tercatat bahwa pada semester I/2021, perseroan mencatat pendapatan senilai US$135,4 juta, jumlah ini turun 31,9 persen dibandingkan dengan pada semester I/2020 yang mencapai US$198,8 juta.

“Pendapatan konsolidasian untuk semester pertama 2021 adalah US$135 juta dengan 42.114 ons emas dijual dengan harga rata-rata US$1.794/oz dan 5.450 ton tembaga dijual dengan harga rata-rata US$9.091/t,” seperti tertulis pada laporan keuangan MDKA, Rabu (25/8/2021).

Namun, jika dilihat per kuartal, pada kuartal II/2021, pendapatannya naik sampai US$88,9 juta, dibandingkan dengan pendapatan senilai US$46,5 juta pada kuartal pertama 2021.

Sementara itu, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada semester pertama tahun ini mencapai US$5,86 juta. Jumlah ini melorot hingga 84,6 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2020 mencapai US$38,26 juta.

Senada, jika dilihat per kuartal kinerjanya lebih positif pada kuartal II/2021 dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Pada kuartal II/2021, MDKA mencetak laba bersih senilai US$9,7 juta, dibandingkan dengan kerugian pada kuartal pertama mencapai US$6,3 juta.

Adapun, pendapatan pada semester pertama bersumber dari pendapatan logam mulia dari Tambang Emas Tujuh Bukit yang mencapai US$85 juta.

“Pendapatan pada kuartal II/2021 meningkat setelah produksi kembali normal dengan selesainya perbaikan akibat insiden pelataran pelindian,” jelas manajemen MDKA.

Selain itu, penjualan Tambang Tembaga Wetar juga meningkat dari US$18 juta pada semester pertama 2020 menjadi US$50 juta pada semester pertama 2021, seiring dengan peningkatan produksi dari pit Partolang yang baru.

“Manfaat penuh dari peningkatan produksi dari logam mulia dan tembaga pada kuartal II/2021 belum sepenuhnya tercermin dalam pendapatan karena realisasi penjualan yang terlambat dari produksi,” tambahnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper