Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham DCII Kena ARB Lagi, Saham Bukalapak (BUKA) Mulai Bertenaga

Saham DCII terpantau telah ambles 6,97 persen menjadi di level Rp51.050 dengan kapitalisasi pasar Rp121,69 triliun.
Perusahaan data center, PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) meresmikan gedung data center keempat (JK5) di area data center campus yang berlokasi di Cibitung, Kamis (27/5/2021).
Perusahaan data center, PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) meresmikan gedung data center keempat (JK5) di area data center campus yang berlokasi di Cibitung, Kamis (27/5/2021).

Bisnis.com, JAKARTA – Saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) akhirnya bertenaga setelah sempat goyah pada awal perdagangan hari ini. Sementara saham emiten emiten Toto-Sugiri PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) anjlok hingga kembali menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) pada pagi hari ini.

Berdasarkan data Bloomberg, Jumat (13/8/2021). hingga 10.30 WIB, saham BUKA mampu menguat 5,18 persen ke level Rp1.015 dengan kapitalisasi pasar Rp104,61 triliun.

Untuk saham DCII, harganya terpantau telah ambles 6,97 persen menjadi di level Rp51.050 dengan kapitalisasi pasar Rp121,69 triliun.

Kemarin (12/8/2021), saham DCII cenderung dijual investor, sehingga mengalami auto reject bawah (ARB). Saham emiten teknologi itu jatuh 6,99 persen ke level Rp54.875.

Saham DCII sebelumnya sempat disuspensi BEI pada 17 Juni 2021 atau hampir 2 bulan seiring dengan terjadinya peningkatan harga saham DCII yang signifikan.

BEI juga telah melakukan pemeriksaan atas transaksi saham DCII menindaklanjuti atas suspensi saham 17 Juni. Ini merupakan suspensi kedua yang dilakukan setelah saham DCII naik secara signifikan.

Adapun pada pembukaan pada pagi ini, saham berkapitalisasi besar yang tercatat dilepas asing adalah saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) sebesar Rp1,6 miliar.

Kemudian saham PT Astra International Tbk. (ASII) dan anak usahanya PT United Tractors Tbk. (UNTR) yang masing-masing mencetak net foreign sell Rp605,6 juta dan Rp328,3 juta.

Di sisi lain saham BBCA, BBRI dan BMRI menjadi saham yang paling banyak dibeli investor asing dengan masing-masing net buy sebesar Rp28,1 miliar, Rp7,5 miliar, dan Rp5,7 miliar.

Head of Research Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi Taulat mengungkapkan secara teknikal IHSG rebound tepat di level support bullish trendline dan Moving Average 20 hari memberikan indikasi yang cukup positif pada arah pergerakan selanjutnya.

"Indikator stochastic dan RSI masih bergerak pada momentum bearish mengiringi pergerakan terkonsolidasi indikator MACD," jelasnya dalam riset, Jumat (13/8/2021).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper