Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Malindo Feedmill (MAIN) Berbalik Laba pada Semester I/2021

Emiten berkode MAIN ini mencetak penjualan bersih naik 43,45 persen menjadi Rp4,57 triliun dari Rp3,19 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Sunny Gold, salah satu produk makanan olahan PT Malindo Feedmill Tbk. (MAIN). Istimewa
Sunny Gold, salah satu produk makanan olahan PT Malindo Feedmill Tbk. (MAIN). Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten unggas PT Malindo Feedmill Tbk. (MAIN) mencetak kenaikan pendapatan cukup signifikan. Perseroan pun mencetak bottom line berbalik laba sepanjang semester pertama tahun ini.

Berdasarkan laporan keuangan yang tidak diaudit per 30 Juni 2021 dikutip Senin (2/8/2021), emiten berkode MAIN ini mencetak penjualan bersih naik 43,45 persen menjadi Rp4,57 triliun dari Rp3,19 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Beban pokok penjualan perseroan juga turut meningkat menjadi Rp4,12 triliun dari posisi Rp2,96 triliun di semester pertama tahun lalu. Beban penjualan dan beban umum serta administrasi pun turut meningkat.

Kendati terjadi kenaikan beban, laba sebelum pajak penghasilan menjadi Rp165,75 miliar dari periode yang sama tahun lalu merugi Rp34,57 miliar.

Dengan demikian, bottom line pun mencetak laba sebesar Rp128,6 miliar dari posisi rugi tahun berjalan Rp44,22 miliar.

Di sisi lain, jumlah liabilitas perseroan juga meningkat menjadi Rp2,93 triliun pada semester I/2021 dari posisi akhir tahun 2020 sebesar Rp2,52 triliun.

Total liabilitas jangka pendek perseroan meningkat menjadi Rp2,01 triliun dari Rp1,66 triliun sementara liabilitas jangka panjang meningkat menjadi Rp917,46 miliar dari Rp868,57 miliar per akhir tahun 2020.

Adapun, jumlah ekuitas perseroan meningkat menjadi Rp2,11 triliun dari Rp1,98 triliun. Posisi kas dan setara kas perseroan mengalami penurunan menjadi Rp124,84 miliar dari Rp177,54 miliar.

Total aset perseroan meningkat menjadi senilai Rp5,1 triliun dari posisi 31 Desember 2020 sebesar Rp4,67 triliun.

Jumlah aset lancar meningkat menjadi Rp2,42 triliun dari Rp1,98 triliun sementara aset tidak lancar turun tipis menjadi Rp2,67 triliun dari Rp2,68 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper