Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pendapatan Vale Indonesia (INCO) Naik 15 Persen pada Semester I/2021

Per 30 Juni 2021, INCO membukukan pendapatan senilai US$414,94 juta atau naik 15,14 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu US$360,37 juta.
Pekerja mengeluarkan biji nikel dari tanur dalam proses furnace di smelter PT. Vale Indonesia di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Sabtu (30/3/2019)./ANTARA-Basri Marzuki
Pekerja mengeluarkan biji nikel dari tanur dalam proses furnace di smelter PT. Vale Indonesia di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Sabtu (30/3/2019)./ANTARA-Basri Marzuki

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten tambang PT Vale Indonesia Tbk. menorehkan kenaikan kinerja pada semester I/2021 seiring dengan kenaikan penjualan dan pengiriman nikel.

Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2021, emiten dengan kode saham INCO membukukan pendapatan senilai US$414,94 juta atau naik 15,14 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu US$360,37 juta.

Adapun, laba bersih mengalami pertumbuhan 15,14 persen di sepanjang semester I/2021 menjadi US$58,78 juta dari sebelumnya US$53,12 juta pada semester I/2020.

CEO dan Presiden Direktur Vale Indonesia Febriany Eddy memaparkan perseroan mengirimkan 15.845 metrik ton nikel matte dan penjualan sebesar US$208,4 juta pada kuartal II/2021.

“Volume penjualan sekitar 7 persen lebih tinggi pada kuartal II/2021 dibandingkan pada kuartal I/2021, mengimbangi harga realisasi rata-rata yang lebih rendah pada kuartal tersebut,” kata Febriany Eddy dalam keterangan resmi, Rabu (28/7/2021).

Dia melanjutkan bahwa perseroan juga menyelesaikan kegiatan pemeliharaan kritikal pada kuartal II/2021 yang memungkinkan tingkat produksi tercapai seperti yang diharapkan.

Lebih lanjut, INCO membukukan EBITDA senilai US$72,3 juta pada kuartal II/2021 atau lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya US$88,9 juta. Pelemahan ini terjadi disebabkan oleh biaya yang lebih tinggi dan harga realisasi rata- rata nikel yang lebih rendah.

Seiring dengan penurunan EBITDA, laba INCO pada kuartal II/2021 menjadi US$25,1 juta atau turun dari kuartal sebelumnya US$33,7 juta.

Dibandingkan dengan kuartal I/2021, lanjut Febriany Eddy, konsumsi HSFO per metrik ton nikel matte meningkat 22 persen, sementara konsumsi batu bara turun 12 persen, mengimbangi HSFO yang lebih tinggi pada kuartal II/2021.

“Selama kuatal II/2021, baik harga HSFO, diesel, dan batu bara mengalami peningkatan masing-masing sebesar 17 persen, 17 persen, dan 10 persen,” kata Febriany Eddy.

Kas dan setara kas INCO per 30 Juni 2021 tercatat sebesar US$426,5 juta, naik dari US$386,2 juta pada posisi 31 Maret 2021. Pada periode tersebut, INCO mengeluarkan belanja modal sekitar US$33,3 juta atau lebih rendah dibandingkan serapan pada kuartal I/2021 senilai US$38,5 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper